Lalu mengapa Jokowi yang sering ditulis? Apa lagi kalau bukan kesederhanaanya, kebersahajaannya, dan saya suka pada yang namanya kesederhanaan, apa lagi dilakukan oleh seorang pimpinan, seorang presiden RI yang mengurus tak kurang dari 250 juta penduduk di Indonesia. Bayangkan, padahal
Jokowi punya kesempatan untuk bermewah-mewah atau bisa saja dengan kekuasaan yang dimiliki sekarang ini, Jokowi jika mau bisa berbalik 180 derajat, dari kesederhanaan menjadi bermegah-megah atau bermewah-mewah, bukankah kesempatan itu ada? Tapi Jokowi tak mau melakukannya, bahkan banyak penghematan yang dilakukannya, dan itu terlihat selama setahun ini menjadi presiden, 20 Oktober 2014-20 Oktober 2015.
KEMBALI KE ARTIKEL