Dan di atas itu semua kembali pada Jokowi. Loh apa hubungannya Jokowi dengan hal itu semua? Ya apa lagi kalau bukan soal pencapresan Jokowi yang tak kunjung datang, yang konon kabarnya nunggu hasil pileg. Namun semua partai sudah berhitung, mencari strategi yang pas untuk menghadapi Jokowi bila memang benar dicapreskan oleh PDIP. Bagi rakyat banyak, tak penting partainya, yang penting Jokowinya, kalau Jokowi hanya jadi pendulang suara, golput akan menjadi besar, bisa jadi lebih besar dibanding pemilu 2009 lalu, yang golputnya kurang lebih 34 persen! Mengalahkan seluruh partai!
Jika Jokowi tak dicalonkan memang sudah banyak "ancaman" akan golput! Sampai-sampai MUI mengeluarkan fatwa yang tak elok, mengharamkan Golput!" Apa urusanya MUI dengan pengharaman tersebut? Mungkin begitu kata yang membantah MUI. Golput memang hak WNI, mau digunakan atau tidak itu urusan yang punya hak, walau memang repot, jika golput nanti bisa lebih 50%! Nah kan gaswat, eh gawat!
Faktor Jokowi sangat menentukan, makanya jika Jokowi maju banyak yang akan menagih janjinya, yang akan menuntaskan menjadi Gubenrnur selama 5 tahun( 2012-2017). Rupanya lawan-lawan Jokowi mulai pada stress, repot kalau Jokowi yang maju! Kalau lawannya bukan Jokowi, mungkin mereka masih bisa "kipas-kipas", santailah..., tapi kalau Jokowi yang dimajukan, maka bisa jadi seluruh atau sebagai besar partai akan bersatu dan berkoalisi untuk melawan Jokowi, persis seperti saat Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu. Jokowi" dikeroyok" ramai-ramai, toh akhirnya memang juga! Terlihat sekali antra suara partai dengan suara rakyat bertarung habis-habisan!
Nah jika Jokowi dimajukan menjadi capres 2014 oleh PDIP, partai lain atau gabungan partai, maka demi Indonesia yang lebih baik, maka rakyat DKI Jakarta tentu akan merelakan atau melepaskan Jokowi menjadi capres 2014! Jadi untuk menuju Indonesia Baru, Jokowi harus berani berkata" iya" kalau memang dicalonkan oleh PDIP atau oleh partai lainnya! Jokowi salah satu harapan rakyat banyak! Demi Indonesia yang lebih baik, namun dengan terpaksa atau sukarela Jokowi harus melepaskan jabatannya Gubernur di DKI Jakarta. Tak apa-apa Jokowi mininggalkan DKI Jakarta untuk "naik kelas" ke capres 2014!
Jokowi pun harus berani berkata "tidak" pada Megawati kalau dijadikan wacaperesnya. Jokowi jangan mau dijadikan capres oleh tokoh manapun, karena maunya rakyat banyak mengingkan Jokowi jadi capres 2014, bukan wacapres! Kalau Jokowi rela menjadi wacapres, cemen! Jokowi sudah menang di survey, dan survey selama ini terpercaya, dan itu terbukti saat pemilu 2009 lalu. Jadi hitungan cepat oleh lembaga survey juga telah dapat memperdiksi sebuah kemenangan, siapapun tokohnya.
Jokowi memang menjadi lawan berat bagai capres-capres lainnya, jadi kalau Jokowi, misalnya hanya dicawapreskan, ya harus berani berkata "tidak!" Jokowi bukan pemimpin yang "gila" kekuasaan dan jabatan, kekauasaan dan jabatanlah yang mencari Jokowi. Walau ternyata Jokowi telah diserang terang-terangan oleh jubirnya suatu partai, saya tak sebut namanya dan partainya, nanti disangka fitnah, namun silahkan anda baca di berbagai media, pasti anda tahu siapa itu? Dari hasil catatan saya ada beberapa kata yang melecehkan Jokowi antara lain:
1. Jokowi klemer klemer.
2. Jokowi seperti orang sawan.
3. Jokowi belum punya rekan jejak yang bisa dijadikan panutan.
4. Jokowi orang lugu, nanti ketipu.
5. Jokowi bukan negarawan.
6. Jokowi mencla mencle.
7. Jokowi orang lemes, tak bisa jadi presiden.
Jadi serangan itu bukan sembunyi-sembunyi, tapi jelas di depan mata dan ditulis media cetak atau media elektronik. Uniknya lagi Jokowi tetap saja, cuek! Bagi Jokowi yang penting kerja, kerja dan kerja! Bahkan ketika disejajarkan oleh media internasional sejajar dengan Presiden Putin dan Canselir Jerman, Jokowi santai aja, biasa saja! Coba itu, SBY saja yang presiden, tak disejajarkan dengan Putin, eh ini baru menjadi Gubernur saja, sudah disejajarkan dengan Preside Rusia, salah satu Presiden Adi Kuasa, Presiden dari negara Super Power, yang "tombol" nuklir ada "di genggamannya" dan salah satu dari tokoh yang dinominasikan mendapat hadiah Nobel perdamaian!
Maka dengan reputasi yang demikian besar dan diakui oleh dunia Internasional adalah bekal Jokowi untuk maju ke "medan juang", capres 2014! Bila Jokowi tak maju, memang bukan kiamat, tapi ini moment yang tepat atau kesempatan yang terbaik buat Jokowi. Kalau Jokowi tetap menjadi Gubernur itu memang baik, sesuai dengan janjinya, namun kalau Jokowi maju menjadi capres 2014, itu lebih baik lagi, bukankah ini kemauan rakyat? Bukan kemauan Jokowi sendiri, jadi tak salah, kalau Jokowi maju ke capres 2014! Soal janjinya memperbaiki Jakarta, bisa dilakukan ketika menjadi Presiden, kenapa tidak?
Namun sekali lagi, kalau Jokowi tak maju menjadi capres 2014, ya tak apa-apa, masih banyak tokoh lainnya, ada JK, dahlan Iskam, Mafud MD, bu Risma, Anis Baswedan dan lain-lain. Kalau Jokowi tak maju menjadi capres tentu mengecewakan rakyat banyak, karena rakyat jadi kehilangan tokoh yang dikehendakinya, walaupun tak semua setuju pada Jokowi, ya normal saja. Jadi maju dan tidaknya Jokowi, ya kita tunggu saja, setelah pileg 2014, karena memang itu yang dikatakan oleh ketum PDIP. Lalu apakah harapan rakyat terwujud? Bisa "iya" bisa juga"tidak", bukankah tidak setiap harapan mesti terwujud, bukan tidak setiap keinginan mesti terbukti atau terjadi.
Walau demikian rakyat banyak tetap mengharapkan Jokowi, kalau Jokowi tak maju, ada Anis Matta, ada Anis Baswedan, ada Dino Patti Djalal, ada Aher dan banyak lagi pemimpin-pemimpin muda lainnya. Kalau yang senior ya ada JK, ada Mafud MD, ada Dahlan Iskan, dan Bu Risma dan banyak yang lainnya. Jadi sebenarnya rakyat masih punya banyak pilihan, tak hanya Jokowi!
Namun sekali Jokowilah harapan rakyat saat ini, jadi Jokowi kenapa harus takut, demi Indonesia yang lebih baik, demi Indonesia Baru! Ayo Jokowi songsong harapan rakyat dan lawan serangan-serangan jubir partai tertentu, dengan berani berkata"iya" untuk capres 2014. Perkara menang atau kalah, itu urusan lain, maju dulu, memang kemudian!