Saat ditemui oleh awak media, Hasim dengan bangga menjelaskan bahwa motor listrik tersebut merupakan hadiah istimewa untuk istrinya. "Saya ingin membahagiakan Nadia dengan saserahan motor listrik ini agar aktivitas kami ke depan semakin hemat, karena tidak perlu lagi membeli bensin. Pengeluaran kami akan sedikit berkurang, maklum kami pasangan muda yang belum mapan," ungkapnya.
Motor listrik tersebut dibeli dengan cara menabung sedikit demi sedikit dan diakuisisi saat subsidi motor listrik masih berlaku. Hasim menyatakan bahwa saat ini, banyak teman dan tetangga yang tertarik untuk memiliki motor listrik, namun sayangnya subsidi telah berakhir, sehingga harga yang ditawarkan kini jauh lebih tinggi.
"Motor listrik ini sangat bermanfaat bagi kami. Contohnya, ibu saya yang sehari-hari menjalankan aktifitas sebagai pelaku UMKM, bisa mengalihkan uang yang seharusnya digunakan untuk membeli bensin ke kebutuhan lainnya berkat penggunaan motor listrik," tambah Hasim.
Suhendra, Ketua Komunitas Penggerak Motor Listrik (Pena Molis), saat dihubungi juga memberikan pendapatnya. Ia menjelaskan bahwa animo masyarakat terhadap penggunaan motor listrik kian meningkat, terutama dengan adanya subsidi pemerintah sebesar 7 juta rupiah per unit yang membuat motor listrik lebih terjangkau.
Namun, menurut Suhendra, banyak warga yang merasa kecewa karena perbedaan harga motor listrik yang mereka beli dengan harga yang dibayar oleh tetangga yang mendapatkan subsidi. "Kami berharap pemerintah akan membuka kembali program subsidi ini tahun depan agar populasi pengguna motor listrik di Indonesia dapat meningkat," harapnya.