Metode dekonstruksi sering kali dikenal sebagai hermeneutika radikal. Hermeneutika radikal adalah hermeneutika yang mengambil jarak dari apa yang disebut "hermeneutika normal". Kata "normal" atau "hermeneutika normal" yang diacu oleh dekonstruksi adalah hermeneutika pada umumnya yang merupakan kegiatan interpretasi yang berguna untuk menemukan "makna asli" teks atau susunan makna teks, entah itu untuk merehabiitasi makna asli ataupun mengkonstruksi makna baru.
Dekonstruksi adalah cara berpikir untuk menggoyang apa yang sudah dianggap stabil dan mapan sehingga membutuhkan ketajaman, ketelitian, dan berfikir secara radikal. Hermeneutika Derrida mengubah interpretasi mapan dari suatu teks berdasarkan apa yang dimiliki oleh teks itu sendiri. Hal tesebut dilakukan dengan meneliti secara sungguh-sungguh suatu teks, sehingga dimengerti betul apa yang dimaksud oleh teks itu, sebagaimana pemahaman orang pada umumnya selama ini.
Hermeneutika pada umumnya meyakini kemungkinan untuk mendapatkan kesatuan makna dan menganggap makna sebagai sesuatu yang dapat diputuskan, sehingga "makna yang benar" itu dapat dicari dan ditemukan. Sedangkan dekonstruksi justru menganggap makna tidak dapat diputuskan. Setiap upaya untuk menentukan makna diintai oleh suatu makna yang berbeda di dalam sebuah teks. Dalam arti ini, tujuan dekonstruksi bukanlah memahami lewat peleburan perbedaan, melainkan mengolah perbedaan-perbedaan yang tidak dapat ditangkap dalam sebuah keutuhan.