Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Humor Presiden RI di sidang ke-67 Majelis Umum PBB

28 September 2012   16:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:32 770 3
Selasa 25-09-2012 waktu setempat, dalam sidang ke-67 Majelis Umum PBB di New York, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan tentang protokol internasional anti penistaan agama. "Instrumen ini, yang merupakan produk dari konsensus internasional, harus dapat menjadi referensi yang dipatuhi oleh komunitas dunia," ucapnya lagi. "Dalam hal ini kita menyaksikan kembali wajah jelek dari bentuk penistaan agama dalam film Innocence of Muslims yang saat ini menyebabkan keresahan internasional," katanya. Presiden Yudhoyono merupakan kepala negara ke sembilan yang berpidato pada hari pertama sesi debat Majelis Umum tersebut. Selama 15 menit ia mengemukakan pandangan dan pengalaman Indonesia terkait upaya penyelesaian konflik secara damai, terutama selaras dengan keberhasilan ASEAN. (http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2012/09/26/107445/SBY-Minta-Protokol-Internasional-Anti-Penistaan-Agama).
Kata-kata tersebut menjadi lucu sekali menurut saya...mengapa? Berikut alasannya:

1. Usulan tersebut disampaikan sehubungan dengan keresahan yang melanda dunia ketika film "Innocence of Muslims" (IOM) sedang heboh-hebohnya dibicarakan. Hanya saja nampaknya Presiden RI yang satu ini lupa bahwa sebelum film tersebut muncul, sudah terlebih dahulu muncul film lain yang sebenarnya menyinggung umat Islam, yakni film "Da Vinci Code" (DVC). Di film tersebut dikisahkan Yesus (yang disebut oleh Isa al Masih oleh Islam) mempunyai keturunan setelah berhubungan dengan Maria Magdalena.

2. Diberitakan, selama 15 menit waktu yang digunakan untuk berpidato tersebut, Presiden yang satu ini lebih banyak mengemukakan pandangan dan pengalaman RI terkait upaya penyelesaian konflik secara damai. Alangkah lucunya ketika yang bersangkutan lupa beberapa hari sebelumnya, jemaat GKI Yasmin dan jemaat HKBP Filadelfia mengadakan ibadah hari Minggu DI DEPAN ISTANA MERDEKA. (http://www.sesawi.net/2012/09/12/jemaat-gki-yasmin-ibadat-di-istana-merdeka/)

Dari kedua poin humor di atas, saya cukup tergelitik dan bertanya-tanya dengan humor pertama yang dilontarkan oleh Presiden kita yang satu ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul secara tiba-tiba dengan pola mengacak dan berefek domino, yakni dari satu pertanyaan menghasilkan pertanyaan yang lain dll dsb, pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :

1. Mengapa usulan protokol penistaan agama baru dilontarkan ketika film IOM muncul? Mengapa bukan sejak film DVC muncul? Apakah semata-mata karena film tersebut mengakibatkan korban jiwa?

2. Jika memang karena film tersebut mengakibatkan korban jiwa, maka sudah seharusnya besok-besok setiap film yang menghasilkan korban jiwa, langsung diusulkan untuk dibikin protokolnya (contohnya film Batman III !) bukan?

3. Jika bukan karena munculnya korban, lantas mengapa baru sekarang Presiden yang satu ini memunculkan ide cemerlang dan luar biasa seperti itu?

4. Apakah penyebabnya karena sosok nabi Muhammad yang difilmkan dengan tidak benar atau karena apa?

5. Karena jika karena sosok nabi tersebut yang difilmkan dengan tidak benar, lantas mengapa umat Islam tidak marah ketika nabi Isa difilmkan dengan lebih tidak benar? Berjinah dan punya anak haram pula.

6. Mengapa pemerintah malah membiarkan film DVC masuk ke Indonesia (bahkan buku-buku DVC dikupas habis-habisan di toko buku manapun) padahal jelas-jelas film tersebut menghina agama Islam dengan menyudutkan nabi Isa? Sementara dalam hitungan hari saja, pemerintah Indonesia meminta Youtube memblokir film IOM tersebut di situsnya.

7. Apakah dengan kemarahan umat Islam di seluruh dunia mengenai film IOM tersebut berarti mengesahkan opini bahwa "nabi-nabi muslim lainnya silahkan saja dinista/diejek/difilmkan dengan tidak benar, terkecuali nabi Muhammad"?

8. Jika demikian, mengapa pula Presiden yang satu ini malah menyerukan protokol anti penistaan agama dan meminta agar seluruh dunia mengikutinya, padahal seharusnya Presiden ini cukup mengusulkan protokol anti penistaan nabi muhammad saja? Toh bukankah reaksi umat Islam berdasarkan film (IOM) yang menyudutkan nabi muhammad? Sementara untuk film lainnya (DVC), umat Islam malah oke dan tenang-tenang saja tuh!

9. Apakah ini berarti kedudukan nabi-nabi muslim yang lain memang lebih rendah daripada nabi Muhammad? Jika ya, lantas apakah berarti penistaan terhadap agama Islam dapat ditolerir oleh muslim, namun zero tolerance jika penistaan tersebut dilakukan terhadap nabi Muhammad? Jika tidak, lantas mengapa pula adem-ayem ketika banyak film lain yang menyudutkan nabi-nabi muslim lainnya?

10. Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di pikiran ini, seperti nasib Syiah di Sampang, nasib Ahmadiyah, nasib Lia Eden, nasib aliran kepercayaan lain yang dipaksa mengikuti mainstream agama di Indonesia....dan lain-lain dan sebagainya....

Namun tiba-tiba ku teringat omongan Gus Dur yang ku kagumi itu, "itu orang kan cuma becanda, jangan dianggep serius...gitu aja kok repot!"..... Benar juga rasanya!

Humor mengkotak-kotakkan ribuan agama lain dan (nantinya) pemaksaan agama-agama kecil ke dalam agama besar/mainstream itu dilontarkan oleh orang yang lupa....ya, lupa bahwa masih ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakannya di negeri Ibu Pertiwi tercinta ini, daripada berusaha mencari muka dengan menjual retorika kosong yang ditertawai oleh bangsa-bangsa dan negara-negara lain...

Namun....ya begitulah, humor terlucu yang pernah terlontar dari seorang Presiden NKRI... hahaha!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun