Salah satu tugas utama Amorim di United adalah memperbaiki konsistensi permainan tim, terutama di lini belakang dan serangan. Musim ini, United mengalami kesulitan mencetak gol secara teratur dan sering kebobolan di saat-saat krusial, yang membuat mereka tertinggal dalam persaingan. Statistik menunjukkan rendahnya tingkat konversi peluang gol serta tingginya angka kebobolan yang mempersulit posisi mereka di klasemen. Amorim diharapkan dapat menghadirkan pendekatan taktis yang lebih efisien untuk mengatasi masalah ini, dengan kemungkinan menerapkan formasi 3-4-3 atau 3-5-2 yang sering ia gunakan di Sporting. Formasi ini, yang menekankan pada stabilitas defensif dan fleksibilitas serangan, dianggap cocok untuk memaksimalkan potensi para pemain sayap United, seperti Alejandro Garnacho dan Marcus Rashford.
Namun, tantangan besar lainnya yang akan dihadapi Amorim adalah padatnya jadwal Premier League yang mengharuskan manajer melakukan rotasi pemain dengan cermat. Premier League memiliki jadwal yang sangat ketat, yang bisa berdampak pada kebugaran pemain kunci. Amorim perlu berhati-hati dalam mengelola tim agar tetap kompetitif tanpa mengorbankan kesehatan pemain. Kemampuan dalam mengelola rotasi dan tetap menjaga performa di setiap pertandingan akan sangat menentukan seberapa jauh United bisa bersaing musim ini.
Menurut analisis data, peluang United untuk kembali ke posisi enam besar diperkirakan berada di kisaran 65%, dengan catatan Amorim bisa segera menstabilkan pertahanan dan mengoptimalkan lini serang. Jika United mampu tampil konsisten, terutama dalam pertandingan melawan klub-klub besar, target untuk berada di papan atas sangat realistis. Penunjukan Amorim sebagai manajer baru adalah langkah besar dan penuh tantangan, tetapi para pendukung United tentunya berharap ini adalah awal dari kebangkitan klub yang sudah lama mereka nantikan.
