Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Pilihan

Strategi Nurdin Khalid di Munas Golkar, Bisa Diterapkan di Kongres PSSI agar LNM dkk tetap Berkuasa?

7 Desember 2014   20:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:51 654 5
Mungkin saja tidak semua rekan di kanal Bola ini mengikuti perkembangan dan strategi kubu Aburizal Bakrie di acara Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya (Golkar ) di Bali baru-baru ini. Namun banyak yang mengenal nama Nurdin Khalid sebagai mantan Ketua PSSI sebelum Djohar Arifin. Memang Nurdin Khalid dan ARB tidak bisa dipisahkan, kenal dekat, saling membantu dan yang tidak kalah adalah Nurdin Khalid adalah orang kepercayaan ARB. Terbukti di acara Munas Golkar di Bali, Nurdin Khalid diangkat sebagai ketua Panitia, sekaligus diberi tugas untuk menarik atau mendapatkan suara dukungan dari DPD I dan DPD II Golkar untuk ARB sehingga nantinya menghasilkan keputusan secara aklamasi memilih dan mengangkat ARB kembali duduk sebagai Ketua Golkar kembali.

Menurut para pengamat, terlihat kecenderungan acara Munas Golkar di Bali, tidak menggambarkan sebuah bentuk demokrasi, tapi lebih condong ke arah tirani. Betapa gagalnya ARB di Pilpres 2014, di mana tidak bisa mencalonkan diri jadi Capres, Cawapres dan juga gagal memenuhi janji-janjinya di Munas Golkar di Raiu, tidak mendukung Yusuf Kalla yang sejatinya adalah sesepuh dan kader yang taat pada Golkar. Apalagi ada janji ARB di Riau untuk mempersiapkan dana abadi Golkar sebesar Rp 1 T dan membangun gedung baru Golkar selama masa kepemimpinannya.Namun semua itu tidak satu pun yang bisa dilakukan dan dipersembahkan oleh ARB selama tahun 2009 -2014. Seharusnya ARB disebut sudah gagal memimpin Golkar, Nurdin Khalid memang memainkan peran dengan begitu "licik" sesuai dengan rekaman suara yang direkam dan beredar di tengah masyarakat, dan itu diakui sendiri oleh Nurdin Khalid, dengan berbagai iming-iming, harapan-harapan sekaligus beserta ancaman, maka taktik dan strategi Nurdin Khalid berjalan mulus dan terbukti akhirnya Aburizal Bakrie kembali terpilih secara aklamasi.

Sekarang bagaimana hubungan dengan kondisi di sepak bola Indonesia, yang dikelola oleh PSSI, dan apa yang akan terjadi nanti di Kongres tahun 2015. Lanyalla M, Nurdin Khalid adalah bagian dari Aburizal Bakrie dan ada lagi Nirwan Bakrie yang selama ini tidak pernah lepas dari sepak terjang PSSI. Bisa dikatakan kekuatan LNM dan kawan-kawan di PSSI memang sangat kuat sekali, apalagi di sana ada Joko Driyono yang sudah memperlihatkan kesetiaannya pada kelompok LNM dan kawan kawan.

Tidak akan jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Nurdin Khalid di acara Munas Golkar untuk melakukan segala cara agar ARB kembali berkuasa di Golkar. Sekarang bisa ditebak Nurdin Khalid akan kembali, walau di belakang layar dalam usaha agar kelompok LNM dan KPSI-nya akan kembali berkuasa di PSSI, entah itu dengan cara apa pun. Banyak janji dan target PSSI yang dulu diumbar-umbar oleh LNM dan kawan-kawan, sekarang tidak satu pun yang berhasil. Sama dan sebangun dengan ARB di Golkar, sama-sama gagal, tapi semua kegagalan itu tidak berpengaruh dan strategilah yang menentukannya.

Menpora di saat ini, Imam Nachrowi, menyikapi masalah masalah sepak bola di Indonesia terlihat ada perhatian yang serius, mulai dari membenahi sampai pada pembekuan (moratorium) PSSI. Kalau berkaca pada komentar dari Menpora sebagai berikut: Terkait buruknya performa tim nasional (timnas) senior dalam Piala AFF 2014, Imam mengaku masih menunggu PSSI dan tim evaluasi memberikan pelaporan." (Persoalan) mungkin saja manajemen, rekrutmen pemain, pelatih, atau kita enggak tahu apakah di belakangnya ada suatu permainan besar, kita belum tahu," kata sang Menteri.Sumber. Bisa disimpulkan mungkin saja Menpora sudah tahu informasi tentang kondisi PSSI saat ini, tidak akan ada kemajuan yang signifikan mana kala Sekjen PSSI dirangkap oleh CEO Liga, Sekjen PSSI itu adalah merupakan pemberi kuasa tata kelola manajemen kompetisi, sedangkan CEO Liga adalah pelaksana dari kompetisi, jadi si pemberi tugas untuk menjalankan (mengelola) roda kompetisi sepak bola Indonesia, dengan penerima tugas menjalankan (mengelola) roda kompetisi sepak bola Indonesia jadi satu dalam tubuh Joko Driyono, tidak masuk akal sehat. Namun itulah yang jadi fakta dan realita.

Maka saya punya rasa apatis pada perkembangan sepak bola Indonesia, selama kelompok LNM (KPSI) masih bercokol di kepemimpinan PSSI, dan Joko Driyono masih merangkap jabatan, ditambah lagi strategi yang dijalankan oleh Nurdin Khalid di acara Munas Golkar tidak tertutup kemungkinan diterapkan di Kongres PSSI. Hanya keberanian dan ketegasan Menpora lah yang bisa menyelamatkan kondisi sepak bola Indonesia, dan itu adalah satu-satunya harapan yang tersedia. Kekuatan KPSI yang masih didukung oleh ARB susah dilawan oleh orang-orang yang hanya punya integritas dan ketulusan hati untuk memajukan sepakbola Indonesia, karena tidak punya power ,intimidasi dan uang adalah hal-hal yang bisa mengubah sikap sebagian peserta Kongres PSSI.

Salam Garuda Ku Bukan Perkutut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun