Semburat kekaguman singgah di wajah. Siang itu saya bisa melihat jari jemari bukan berwarna pucat bahkan cenderung hasil terbakar matahari, dengan lincahnya membentuk sebuah tas. Tarian serupa wujud kerinduan petani pada Dewi Sri yang konon menganugerahkan padi kepada manusia. Kagum karena pemilik jemari tersebut adalah putra Hawa, yang sering dipandang hanya mampu menebang pohon, atau membangun jembatan. Saya yakin membutuhkan waktu enam bulan untuk bisa selincah beliau. Namanya pak Agus, penduduk asli Dusun Malangan, Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
KEMBALI KE ARTIKEL