Saat menjemput anak-anak sekolah, aku bertemu dengan seorang ibu. Jeng Maynama panggilannya. Setiap kali bertemu, dia selalu mengeluhkan keadaan rumah tangganya. Dari yang awalnya suaminya sukses di bisnis kontraktornya, sampai beberapa tahun kemarin yang pailit drastis. Buat makan saja susah dan harus menunggu uluran tangan teman-teman dan saudaranya. Hanya keluhan panjang yang selalu menemani pertemuan kami.