Pada tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia, negara ini menghadapi berbagai tantangan dalam bidang kesehatan dan gizi. Usia harapan hidup yang rendah, penyebaran penyakit menular seperti malaria, dan prevalensi masalah gizi seperti stunting pada balita menjadi isu krusial yang harus ditangani.
1. Era Awal Kemerdekaan (1945-1965):
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur dasar, termasuk layanan kesehatan. Dalam periode ini, pemerintah mendirikan berbagai fasilitas kesehatan dasar, seperti pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), rumah sakit, dan posyandu. Program-program pemberantasan penyakit menular, seperti malaria dan tuberkulosis (TBC), diluncurkan dengan dukungan dari organisasi internasional seperti WHO.
2. Era Pembangunan Nasional (1966-1998):
Pada periode ini, pemerintah Indonesia fokus pada pembangunan nasional dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan. Program-program kesehatan masyarakat diperluas dengan meningkatkan jaringan Puskesmas dan memperluas akses layanan kesehatan ke daerah-daerah terpencil. Kampanye imunisasi massal diluncurkan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular, termasuk polio dan campak.
3. Reformasi dan Penguatan Sistem Kesehatan (1998-2010):
Setelah era reformasi, pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah untuk memperkuat sistem kesehatan nasional. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diperkenalkan pada tahun 2014, dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk. Pusat-pusat unggulan kesehatan didirikan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan.
4. Advokasi Komunikasi Publik dan Penanggulangan Penyakit (2010-Sekarang):
Dalam periode terkini, fokus pemerintah Indonesia telah meluas ke advokasi komunikasi publik untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan dan gizi yang baik. Kampanye-kampanye seperti "Kesehatan Unggul, Masa Depan Indonesia Gemilang" diluncurkan untuk mendorong perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, dan pengendalian penyakit menular, termasuk HIV/AIDS, TBC, dan penyakit tidak menular lainnya.
Peningkatan penguasaan teknologi kesehatan, pemahaman perilaku hidup sehat, dan penguatan fasilitas kesehatan serta jaminan kesehatan nasional menjadi fokus utama dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan m
asyarakat telah berperan penting dalam mencapai progres signifikan. Dalam sejarah Indonesia, malaria berhasil tereliminasi di seluruh kabupaten/kota, dan tingkat balita stunting berhasil menurun menjadi 5 persen.
Melalui perjuangan dan upaya berkelanjutan, Indonesia berhasil meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakatnya. Usia harapan hidup yang mencapai 75,5 tahun menjadi bukti kemajuan dalam bidang kesehatan. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang responsif serta strategi pembangunan kesehatan yang terencana telah menjadi landasan untuk mencapai pencapaian ini.