Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Bahaya Laten Komunis

17 September 2010   02:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:11 2235 1
[caption id="attachment_260184" align="alignright" width="201" caption="Bahaya Laten Komunis"][/caption] Orang yang menghalang-halangi orang lain untuk beribadah sesuai kepercayaannya adalah setan. [Joko Anwar, penulis dan sutradara] Akhir-akhir ini dunia sedang gempar dengan isu penistaan dan kekerasan antar umat beragama. Di Amerika Serikat, seorang pendeta mengancam akan membakar kitab suci Al Quran untuk memperingati 11 September. Hal itu menimbulkan kecaman yang tidak saja datang dari umat muslim di negara tempat aksi itu direncanakan, tetapi juga dari seluruh negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, termasuk Indonesia. Bahkan presiden Indonesia sampai mengirim surat kepada presiden Amerika Serikat, menginginkan agar pemerintah setempat menggagalkan aksi bigot tersebut. Tidak saja dari umat muslim saja kecaman itu datang, bahkan umat agama lain juga ada yang menentang tindakan penistaan terhadap agama yang dilakukan oleh seorang pendeta sebuah komunitas. Tujuan pendeta itu membakar kitab suci agama islam masih belum jelas (sepertinya kurang pas jika hanya karena memperingati 11 September), tetapi efek dari rencana yang kemudian di blow-up media sangat jelas: demonstrasi di banyak negara yang mengakibatkan puluhan orang terluka. Di Indonesia aksi bigot yang di blow-up media adalah penusukan terhadap pendeta dan seorang penatua sebuah gereja komunitas, oleh sekelompok orang yang memakai atribut dan aksesoris umat muslim. Beberapa minggu sebelum peristiwa itu terjadi, di tempat yang sama, terjadi aksi penutupan gereja dan pelarangan paksa sejumlah besar massa (yang lagi-lagi memakai atribut dan aksesoris umat muslim) terhadap jemaat gereja yang akan beribadah. Hal ini kemudian meluas (mungkin latah) hingga ke sebuah daerah, masih di propinsi yang sama. Di daerah itu warganya memprotes pembangunan rumah pastor paroki. Warga sekitar khawatir kalau rumah pastoral itu merupakan bentuk dari perluasan gereja. Laluuntuk mencegah kejadian yang sama di tempat yang berbeda, pihak gereja dan tokoh masyarakat mengambil tindakan dialog dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian.

Lalu saya berpikir: apakah ini semua adalah sebuah aksi sebab-akibat? Atau semua itu adalah sebuah rangkaian kejadian yang direncanakan segelintir orang untuk kepentingan tertentu?
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun