Malam di dusun kami masih sama. Tak lenggang, juga tak cukup ramai. Bulan purnama masih menggantung di langit, memancar binarnya yang temaram hingga air-air di sawah memantulkan kembali cahayanya. Rumah-rumah yang tenang, anak-anak kecil yang masih berkejaran di lorong-lorong beralas beton, lalu lalang jalanan yang lepas, dan orang-orang tua yang memangku badan di depan televisi untuk menonton serial import dari Turki, juga anak-anak muda yang nangkring di beberapa titik kampung. Wajah dusun kami selalu sama setiap malamnya.
KEMBALI KE ARTIKEL