Di suatu sore yang kering, Kayah menikmati secangkir teh di beranda rumahnya. Angin bertiup cukup kencang membuat pintu depan terbuka dengan suara gaduh. Kayah buru-buru menghabiskan tehnya, lalu bangkit dan mengunci pintu. Angin terus bertiup mengusik apa saja:
khimar Kayah yang berwarna coklat pudar, daun jendela, segerumbul bunga-bunga kertas, daun-daun waru kering di samping rumah.
KEMBALI KE ARTIKEL