Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Salju Abadi yang akan Punah

1 September 2012   20:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:02 1105 0

Hari itu cuaca sedang cerah, matahari bersinar terang, awan dan kabut pun sedang alpa. Kapal yang ditumpanginya berjalan dengan kecepatan sedang walaupun sedikit dikejar jadwal. Sambil menikmati sepoinya angin laut dan teriknya matahari ia menatap ke utara. Panorama alam yang pikirnya tidak ada bandingnya. Hamparan biru terbentang bebas tapi hanya sampai ketika sang hijau mencegatnya.Bahtera tersebut hari itu memang berlayar tidak terlalu jauh dari terra firma. Matanya menelusuri lebatnya hutan di cakrawala hingga warna zamrud tersebut perlahan menyaru dengan abu-abu dan kecoklatan. Seolah-olah seorang pahlawan yang berdiri tegak dan kokoh akbar di tengah-tengah prajuritdan pemujanya, gunung tersebut dengan lantang menginjak hutan di bawahnya dan melampaui bahkan awan hendak menggapai matahari. Matanya mencari-cari, otaknya membantu menebak-nebak mana puncak tertingginya gunung tersebut. Di bagian tampuk gunung tersebut memang masih berwarna putih cerah menandakan awan dan kabut masih menutupinya. Tapi begitu ia mengambil sikap penuh selidik, ia mendapati bahwa putih bukanlah putih awan. Bukan pula putih kabut. Dengan penuh pesimis ia menduga bahwa putih yang dilihatnya tersebut adalah putih yang sama yang turun setiap akhir dan awal tahun di negeri asalnya. Diambilnya sebuah teropong dan disidiknya lebih lanjut. Walaupun sudah menduga sebelumnya tetap ia terkejut mendapati kalau sangkaannya ternyata benar. Salju di hutan tropis? Walau mungkin sebagian besar awak kapal tersebut juga menjadi saksi mata akan adanya salju di belahan dunia tropis, tetap saja ia menjadi bahan tertawaan di negeri asalnya ketika melaporkan apa yang ia saksikan. Bahan tertawaan selama lebih dari dua abad. Jan Cartenszoon namanya. Arnhem1 yang ditebenginya. Pada tahun 1623 berangkat dari kepulauan rempah-rempah Amboyna di barat syahdan meniti bagian selatan Guinea Baru menuju daratan di selatan yang terdapat dalam laporan Willem Janzoon2. Nama puncak bersalju “abadi” itu kini diambil dari namanya, Puncak Cartensz atau Puncak Jaya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun