Ia bersandar pada bilik-bilik ketakutan
Irama-irama sendu mendayu dituangkan semesta pada cangkir penuh ampas asa
Disesapnya bersama cemas dan gelisah yang bertahta di rongga-rongga dada
Sedang jemarinya sibuk merapal angan
Menghitung detik demi detik yang berlalu
Barangkali, ada yang ingin menenun harap
Atau ada yang berkenan menjahit kembali tubuh yang robek terkoyak-koyak