Kalau boleh sih,saya mau coba ngebahas judulnya aja......(isi tulisannya terlalu curhat yang cengeng kalo menurut saya)
"Mengapa Staf Hotel Sering Mendahulukan Orang Asing?" Maaf kalau saya sedikit "sok tahu" soal ini, saya baru sebentar berkarir di dunia hotel bahkan boleh dibilang saya masih "anak bawang" yang baru bekerja di hotel 11 tahun. Selama saya bekerja di hotel kami selalu mendahulukan tamu dengan urutan: 1. VIP/VVIP (tanpa sedikitpun berpikir mengenai warga negara/ras/suku atau agama). 2. Regular/loyal guest (tidak ada hubungannya dengan warga negara/ras/suku atau agama). 3. Tamu yang memiliki riwayat buruk (pernah complain) untuk memastikan bahwa kunjungannya lebih memuaskan.(sekali lagi tidak ada hubungannya dengan warga negara/ras/suku atau agama). Kalau memang kebetulan kategori di atas tersebut adalah orang asing, ya itu murni kebetulan belaka. Memang terdengar sangat idealis dan teoritis tapi itulah kenyataan yang saya temukan selama 11 tahun ini. Saya memang tidak seberuntung yang lain yang pernah mengalami bekerja di luar negeri, tapi khusus yang saya alami di Indonesia dan Bandung. Sebagai informasi saya bekerja di hotel di bandung selama 7 tahun.
"Kuatnya Cengkraman "Mafia" enhaii" Saya harap kata2 "mafia" baik dalam tanda kutip maupun tidak agar segera dirubah. sedikit saya sisipkan maksud dari kata2 mafia yang saya kutip dari wikipedia
"Mafia, juga dirujuk sebagai La Cosa Nostra (bahasa Italia: Hal Kami), adalah panggilan kolektif untuk beberapa organisasi rahasia di Sisilia dan Amerika Serikat. Mafia awalnya merupakan nama sebuah konfederasi yang orang-orang di Sisilia masuki pada Abad Pertengahan untuk tujuan perlindungan dan penegakan hukum sendiri (main hakim). Konfederasi ini kemudian mulai melakukan kejahatan terorganisir." Apakah sedimikian buruknya citra kami sebagai alumni salah satu Sekolah Tinggi yang dikelola oleh negara sehingga disamakan dengan para penjahat yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya?? Kami memiliki satu Ikatan Alumni yang sering berbagi lowongan pekerjaan untuk seluruh alumni, dan saya rasa setiap sekolah pun pasti memiliki itu, yang membedakan adalah apakah dikelola dengan baik atau tidak, kami bersyukur bahwa Ikatan Alumni kami dikelola dengan sangat baik, sehingga informasi dapat sampai dengan cepat kepada kami. Apakah itu dapat disebut sebagai aktifitas "mafia"???....saya harap tidak, karena kalaupun iya ada berapa ratus "mafia" di Indonesia ini??? Sedikit sharing saja, pertama kali saya bekerja di hotel saya memulai karir saya sebagai seorang Front Desk Agent....tidak langsung menjadi supervisor tetapi tetap dari level bawah (Rank & File) terlebih dahulu....pekerjaan itu saya dapat karena saya memiliki pengalaman job training di salah satu hotel besar sebagai Front Desk Agent juga.Jadi pertimbangan utama adalah pengalaman kerja dan skill, knowledge dan attitude yang saya miliki saat itu. Kalau karena satu masalah yang bahkan tidak ada bukti otentik dan cenderung satu sisi saja ceritanya maka kami sebagai alumni Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dinyatakan sebagai "mafia" maka kami tidak dapat menerima itu. Kalau dari cerita diatas mungkin saya sebagai anak bawang di dunia perhotelan ini boleh sedikit bertanya....sangatlah aneh dan di luar prosedur apabila menurut saudara sudah interview dengan GM tetapi kemudian tidak jadi masuk karena FB Director membawa orangnya dia, bukan urutan interview itu HRM,FBM,FB Director dan kemudian baru GM,tapi tidak disebutkan sama sekali interview dengan FB Director,sedikit sharing juga bahwa kemungkinan diterima setelah medical check up bukanlah 99% tetapi tetap 50% saja, karena hasil medical check up terutama di F&B sangatlah menentukan proses penerimaan karyawan, jadi kalau belum sign kontrak otomatis kemungkinannya memang baru 50% saja. Kenapa alumni (saya menolak untuk menggunakan kata2 "mafia" ) enhaii/BPLP/STPB seakan akan memiliki kemungkinan (dan bukan kemudahan) yang lebih tinggi, karena selama kuliah kami sudah dididik dengan keras dan disiplin dalam dunia kerja, sedikit contoh adalah kedisiplinan waktu, kami kuliah setiap hari senin sampai jumat mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore pada saat week teori, memakai shift selama 8 jam pada saat week praktek. Waktu secara kumulatif pun kami dibekali aturan bahwa toleransi tidak masuk kuliah selama satu semester adalah 50 jam saja (kurang lebih 7 hari), lebih dari itu maka kami harus cuti selama satu atau bahkan dua semester, kami juga sudah diberi kebiasaan untuk memundurkan jam kami selama 10 menit agar kami bisa datang bekerja lebih cepat. Mungkin itu salah satu kualitas yang sudah pasti kami miliki sebagai alumni Enhaii Mungkin itu saja yang saya bisa tanggapi dari tulisan curhat ini. Dan kalau tidak keberatan saya mau share link tulisan ini me Management Hotel Papandayan agar bisa didapat klarifikasi dari Hotel yang disebutkan secara gamblang di tulisan curhat ini. Salam Hormat Vevent Iryadi Hotel Administration-1996 Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Tukang Sapu dari Jakarta
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/05/09/mengapa-staf-hotel-sering-mendahulukan-orang-asing-serta-kuatnya-cengkraman-mafia-enhaii/
KEMBALI KE ARTIKEL