Kurang empat ratus meter lagi aku akan tiba di pesantren itu. Dari pojok pertigaan ujung selatan rumahku lantunan Ratibul Haddad kudengar kurang tiga sampai empat tawassul-an saja, sementara di sana teman-temanku bersimpuh khusyuk menyahuti tawassul dengan fatihah- fatihah sejak ba'da maghrib tadi. Ku ayuh secepat mungkin laju sepedaku, dengan harapan
menangi doa nya pak Kyai atau paling tidak, berhasil mengecup telapak tangan beliau sebelum beranjak dari sajadah menuju
dalemnya. Dengan tergopoh-gopoh ku berlari sekencang mungkin menuju musala, tanpa sadar menyusur masuk melalui pintu sebelah timur kawasan santri putri berduduk duduk santai sebelum mengikuti pengajian sorogan. Tepat kuinjakkan kaki di lantai dengan sekonyong-konyong wanita berparas manis yang belum pernah kulihat menyela masuk di depanku. "Ah mungkin saja santri baru", gumamku.Â
KEMBALI KE ARTIKEL