Salah satu prinsip dasar dalam investasi adalah time value of money, yang menunjukkan bahwa uang yang diinvestasikan saat ini akan memiliki nilai yang lebih tinggi di masa depan jika dikelola dengan benar. Sebagai contoh, jika seseorang memulai investasi sebesar Rp1 juta setiap bulan di usia 20 tahun dengan imbal hasil rata-rata 10% per tahun, total akumulasi dananya akan jauh lebih besar dibandingkan mereka yang baru mulai pada usia 30 tahun. Manfaat waktu ini sangat penting karena memberikan peluang bagi modal untuk tumbuh melalui efek bunga majemuk (compound interest).
Anak muda sering kali merasa terburu-buru dalam menentukan instrumen investasi tanpa mengetahui karakteristik masing-masing. Saat ini, terdapat berbagai pilihan seperti saham, reksadana, obligasi, dan aset digital seperti cryptocurrency. Setiap instrumen memiliki keuntungan dan risiko masing-masing. Contohnya, saham memberikan potensi keuntungan tinggi tetapi juga diiringi risiko fluktuasi pasar yang besar. Di sisi lain, reksadana dapat menjadi pilihan lebih aman bagi pemula karena dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh anak muda saat ini adalah fenomena Fear of Missing Out (FoMO). FoMO mendorong orang untuk berinvestasi dalam instrumen yang sedang populer tanpa pemahaman yang cukup tentang produk tersebut. Ini sering kali menyebabkan keputusan spontan, di mana mereka meniru langkah orang lain tanpa melakukan penelitian yang memadai.
Berdasarkan data terbaru, kerugian yang diakibatkan oleh investasi ilegal dan penipuan finansial mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp120,79 triliun pada tahun 2022. Banyak dari kerugian tersebut disebabkan oleh generasi muda yang terjebak dalam skema investasi yang tidak sah dan robot trading ilegal, yang menawarkan keuntungan tinggi dalam waktu singkat. Tanpa adanya literasi keuangan yang cukup, mereka berisiko kehilangan seluruh modal investasi yang mereka miliki.
Edukasi mengenai investasi sebaiknya dimulai sejak usia muda. Semakin awal generasi muda memperoleh pemahaman tentang keuangan dan investasi, semakin besar peluang mereka untuk mendapatkan kesuksesan finansial di masa depan. Orang tua serta pendidik memiliki peranan penting dalam memperkenalkan konsep dasar keuangan kepada anak-anak dan remaja. Contohnya, anak-anak dapat diajarkan mengenai pentingnya menabung sejak usia muda. Saat mereka tumbuh dewasa, konsep ini bisa diperluas menjadi pemahaman tentang perbedaan antara menabung di bank dan berinvestasi di saham atau reksadana. Melalui pendekatan bertahap ini, generasi muda akan lebih siap untuk menghadapi dunia keuangan yang rumit.