Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Mengapresiasi Gaya ‘Blusukan’ Gubernur Papua

13 Mei 2013   03:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:40 1257 5

Kata blusukan sudah sangat melekat dengan sosok Jokowi. Tanpa disadari, aktivitas blusukan-nya Jokowi menjadi pola baru bagi solusi perubahan model kepeminan masa depan Indonesia.

Barangkali model blusukan ini telah mengilhami Gubernur Papua Lukas Enembe. Sejak dilantik akhir Pebruari lalu, sudah banyak terobosan yang dilakukannya. Dan terobosan barunya itulah yang membuat Lukas dinilai berbeda dari gubernur-gubernur Papua sebelumnya.

Untuk melantik dirinya saja, Lukas sudah membuat sejarah baru bagi Indonesia. Ia dilantik di stadion sepak bola agar rakyat yang memilihnya bisa menyaksikan secara langsung. http://regional.kompasiana.com/2013/04/09/liputan-dari-pelantikan-gubernur-papua-di-stadion-mandala-544483.html

Setealah itu Lukas mengubah porsi Dana Otonomi Khusus (Otsus). 80 persen langsung dikelola kabupaten/kota, dan sisanya dikelola provinsi. Setelah itu, Lukas mendatangi Presiden SBY, meminta agar Otsus diubah menjadi “Otsus plus” dengan meminta kewenangan yang lebih luas bagi para pejabat di daerahnya untuk mengelola keuangan bagi kesejahteraan masyarakat Papua.

Hal yang cukup fenomenal dan tergolong ‘berani’ adalah Lukas telah menolak undangan pertemuan dengan boss PT. Freeport Indonesia. Prinsip Lukas, seharusnya Gubernur lah yang mengundang Freeport, bukan sebaliknya. Kepada Freeport tuntutan Lukas tidak muluk-muluk. Ia minta Talling atau limbah pasir sisa tambang PT Freeport digunakan untuk material jalan raya di wilayah pegunungan agar masyarakat bisa ikut menikmatinya. http://zonadamai.wordpress.com/2013/04/19/gubernur-papua-ogah-penuhi-undangan-freeport/

Untuk mengatasi gangguan keamanan yang ditimbulkan oleh kelompok sipil bersenjata (TPN-OPM), Lukas membuka ruang dialog dengan para pimpinannya. Beberapa orang dekatnya telah diutus ke markas kelompok-kelompok itu. Terhadap Benny Wenda yang memimpin gerakan separatisme dari Inggris, Lukas bersama Wakil Ketua DPR Papua dan Ketua Majelis Rakyat Papua (lembaga adat) telah bertemu Dubes Inggris di Jakarta.

Satu hal lagi yang patut diapresiasi adalah keinginan Lukas untuk menghapus kecurigaan Jakarta terhadap nasionalisme orang Papua. Lukas telah menggelar perayaan 50 Tahun integrasi Irian Barat pada 5 Mei lalu di Bundaran Hotel Indonesia bersama warga kota Jakarta. Ia ingin meyakinkan bangsa Indonesia bahwa Papua adalah bagian tak terpisahkan dari NKRI, kendati masih ada sekelompok orang yang berseberangan ideologinya.

Lukas Enembe telah melakukan hal yang tepat bagi rakyatnya, juga bagi Indonesia. Mantan Bupati Puncak Jaya dua periode ini paham betul persoalan apa saja yang sedang dihadapi orang Papua. Dan ia tahu solusinya, dan karenanya ia sudah mulai berbuat dengan benar dan terukur. Tinggal bagaimana Pemerintah Pusat mensuport kebijakan-kebijakannya demi Papua bangkit dan Papua mandiri yang menjadi motto pembangunannya. Semoga.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun