Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Artikel Utama

Bhakti TNI untuk Kemajuan Papua

7 Oktober 2014   21:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:01 300 6





Saya adalah anak seorang prajurit TNI yang sering bertugas ke berbagai daerah, termasuk Papua. Ketika ibu melahirkan saya (di Jakarta), ayah baru saja ditugaskan ke Papua, sehingga kelahiran saya tidak bisa ditunggui ayah tercinta. Ayah baru bisa menggendong saya enam bulan kemudian. Lalu pergi lagi dan baru pulang lagi enam bulan kemudian. Begitulah dinamika pertemuan saya dengan ayah hingga saya duduk di bangku SMP. Kadang saya iri hati melihat teman-teman sekolah saya yang hidup selalu dalam keluarga yang lengkap setiap hari. Itulah perasaan saya waktu itu.


Maka agak gundah hati saya, ketika membaca sejumlah tudingan miring bahwa kehadiran TNI di Papua identik dengan kekerasan. Benarkah demikian? Sebagai prajurit, ayah harus melakukan tugas membela kedaulatan negara dari berbagai gangguan. Tetapi sebagai manusia, seorang prajurit juga punya keluarga yang kehadirannya di rumah selalu dinantikan penuh rindu oleh istri dan anak-anak yang dicintainya. Beberapa teman ayah tidak bisa kembali dengan selamat karena gugur di tempat tugas akibat tembakan kelompok sipil bersenjata.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun