Selain itu, dalam suatu peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Tanah Mesir, oleh karena kedegilan hati mereka Allah memerintahkan ular tedung untuk memagut tumit mereka (Bil. 21:6). Namun ketika mereka menyadari dosa mereka (bertobat) dan meminta Musa untuk berdoa kepada Allah, Allah memerintahkan Musa untuk membuat suatu ular tembaga sebagai solusinya, dengan syarat mereka yang dipagut ular dan memandang ular tembaga itu akan tetap hidup (ay. 7-9). Tanda ini kemudian menjadi rujukan para penulis Perjanjian Baru untuk menunjukkan tujuan Yesus dalam karya penebusan: Anak Manusia harus di tinggikan pada tiang dan tiang itu sebagai lambang salib (bnd. Yoh. 3:14; 1 Pet. 2:24). Â Anak Manusia yakni Yesus Kristus harus di gantung di atas tiang salib, supaya mereka yang melihat kepada Dia yang di gantung di tiang itu memperoleh hidup, sama seperti orang yang melihat ular temabaga tetap hidup (Yoh. 3:15).