Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

5 Cara Memenangkan Hati Pasangan

19 November 2020   23:39 Diperbarui: 27 November 2020   13:24 262 4
Untuk memenangkan hati setiap kita berbeda-beda. Apalagi pendamping hidup kita yang melakukannya pada kita.

Bagiku memenangkan hatiku tidak dengan shopping seperti beberapa wanita lain. Ketika mereka tersakiti atau lagi suntuk, maka suaminya memenagkan hati istrinya dengan bawa shopping.

Ini hal yang bertolak belakang denganku. Kesederhanaanku membuatku orang yang tidak hobi shopping.

Ini juga dilatar belakangi kebiasaan keluargaku. Dari kecil sampai aku SMA, aku 5 bersaudara mempunyai baju baru hanya ketika lebaran datang. Bagi kami, baju baru itu adanya sekali setahun

Kadangkala mama beli kain beberapa meter, jadi Mama yang menjahitnya. Bahkan kami dijahitkan baju yang modelnya sama. Baju gaun dan memakai tali yang diikat seperti kupu-kupu ke belakang. Tidak salah orang mengatakan kami anak panti karena baju kami sama.

Baju bikinan Mama sangat menyenangkan hatiku dan tidak mengurangi makna lebaran.  Lebaran kami sangat bahagia. Yang terpenting, kebersamaan dan kesederhanaan pada momen lebaran membuat kami merasakan kemenangan saat itu.

Nah, inilah yang membuatku sampai sekarang tidak hobi shopping. Kalau ke pasar, aku hanya membeli belanjaan yang aku rencanakan dari rumah. Aku jadi tidak PD memilih pakaian.

Soal ini, kita serahkan pada suamiku. Suami yang pandai memilih pakaian yang cocok untukku dan anak-anak. Bahkan untuk orang tuaku dan mertua, aku lebih senang modelnya dipilih suami. Aku bangga memilikinya karena dia orang yang smart.

Seperti sekarang, banyak yang datang berjualan ke sekolah, tapi aku jarang membelinya. Para guru pada membeli bahkan mereka suka belanja setiap ada yang datang.

Tidak terpikir aja, mau dikemanakan pakaian yang mereka punya? Apakah ini yang namanya hobi shopping? Ah, ini hanya kesenangan dunia.

Mungkin, suami mereka dan keluarganya sudah terbiasa memenangkan hatinya dengan kebiasaan shopping. Bagaimana denganku? Apa yang bisa memenangkan hatiku?

Aku akan berbagi pengalaman, cara suamiku menenangkan hatiku, yaitu dengan cara:

1. Perhatian

Suamiku memenangkan hatiku ketika pertemuan pertama, dia datang ke rumahku. Awalnya dia menjemputku ke kosan di Bukittinggi.

Dia mulai memberikan perhatian padaku. Aku tidak acuhkan perhatiannya. Dia hanya sebatas teman yang dulunya sama sekolah tapi kami baru saat itu kenal.

Dia menjemputku dan kami melanjutkan perjalanan. Ternyata, ditengah perbincangan kami, aku teringat kalau payungku ketinggalan di mobil travel dan aku pun sekarang tidak memiliki payung lagi.

Kebiasaanku, suka membawa payung yang selalu ada di tas kecilku karena inilah yang membuatku nyaman ketika keluar rumah. Tiba-tiba, suamiku berhenti dan membawaku ke tempat orang jual payung.

Dia bilang, payung itu penting dan sangat dibutuhkan. Apalagi ketika itu musim hujan. Dia membuat aku mulai merasa ada perhatian padaku.

Sampai sekarang, perhatianya terhadapku, anak-anak dan keluargaku tidak berubah. Malahan lebih perhatian.

2. Ketaatan

Cukup dengan ketaatan. Ketaatanlah yang membuat suamiku memenangkan hatiku dari laki-laki lain. Karena orang yang taat selalu ada Allah SWT di hatinya.

Ketaatannya melaksanakan kewajiban pada Allah SWT. Dia berhenti di mesjid pada jam sholat. Dia melaksanakan sholat jamaah.

Dan saat dia mengantarku pulang, ternyata waktu sholat Magrib masuk. Dia mengantarkanku sampai ke rumah sehingga bertemu orang tuaku. Karena jam sholat Magrib masuk, orang tuaku meminta dia masuk dan melaksanakan sholat Magrib. Magrib kami saat itu berjamaah dengan diimani oleh suamiku.

Lagi-lagi dia mulai menarik perhatianku. Keluargaku pun tertarik padanya. Orang tuaku kagum padanya.

3. Berani

Laki-laki mana yang meminta anak perempuan pada bapaknya langsung? Dialah suamiku. Sebelum dia menanyakan perasaanku, dia lebih duluan mengatakan isi hatinya pada Papaku.

Oh, so sweet. Aku tidak menyangka ada lelaki yang seberani dia. Lelaki yang bisa menyampaikan isi hatinya pada calon mertua sebagai tanda laki-laki yang bertanggungjawab.

Saat sudah menikah, keberanian suamiku makin nampak. Keberaniannya terlihat saat dia bertanggungjawab atas aku dan anak-anak.

Tempatku mengajar di daerah semi terisolir membuat suamiku harus berjuang menemui kami sekali seminggu. Hujan, panas, siang, dan malam dia lalui. Keadaan jalan yang kadangkala longsor dia hadapi demi bertemu anak dan istrinya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun