“Gerakan sadar lingkungan dirasakan sangat penting, perlu dilakukan secara terus-menerus untuk mengurangi dampak pemanasan dan perubahan iklim global,” kata Fahmi Radhi dalam seminar green productivity, di Gedung Diploma FEB UGM, Kamis (20/10). Ikut hadir dalam seminar tersebut kepala Disnakertrans DIY, Drs. Untung Suharyadi, M.M., dan perwakilan Yayasan Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia (Apikri), Amir Panzuri.
Untung Suharyadi dalam sambutannya mengatakan Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Kemnakertrans, tengah menerapkan isu go green tidak hanya untuk perusahaan namun juga di kalangan masyarakat untuk mendorong penciptaan lapangan kerja baru. “Kita tengah merintis desa produktif berwawasan ramah lingkungan,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menerapkan isu go green di komunitas masyarakat membutuhkan pengetahuan dan teknologi. Dia mencontohkan beberapa kegiatan yang sudah dilakukan di DIY, seperti pemanfaatan biogas dari limbah kotoran sapi dan pengolahan Gedebog atau batang tanaman pisang menjadi produk kerajinan yang unik dan berkualitas. “Untuk terapkan green produktivituy butuh skill yang tinggi dan diperlukan SDM lebih dari satu orang, sehingga kita kita harpakan nantinya mengurangi jumlah pengangguran di desa,” katanya.
Sementara pengurus Yayasan Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia (Apikri), Amir Panzuri, menuturkan lembaganya yang didirikan sejak 1987 fokus dalam pengembangan pemberdayaan masyarakat khususnya usaha mikro, kecil dan menengah. Salah satu yang dikembangkan adalah produk kerajian perak, batik dan tekstil, serat alam, kayu dam bamboo, dan keramik. “Semunaya berupa hasil eksplorasi etnik dan ekplorasi keratif untuk menjawab kebutuhan pasar,” ujarnya.