Boomingnya Facebook sebagai situs pertemanan tentunya tidak bisa dipisahkan dari canggihnya teknologi yang menyertainya yakni Web 2.0 yang semakin menyempurnkan kehadiran internet sebagai media baru atau new media. Dibandingkan dengan lainnya, media diinternet menarwakan alternatif tanpa sensor dimana orang dapat lebih bebas mengungkapkan pendapatnya. Bahkan lebih dari itu, dengan internet hampir semua informasi yang dibutuhkan masyarakat dapat terpenuhi dalam hitungan detik, ditambah dengan terjangkaunya harga untuk sekali akses.
Pesatnya perkembangan teknologi saat inipun menawarkan bungkahan sumber-sumber atau resource informasi dan komunikasi yang luas yang pernah dipunyai oleh umat manusia. Dengan adanya teknologi dunia kini sedang berubah. Penggunaan satelit misalnya, hampir tidak ada lagi batas jarak dan waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju dimanapun dan kapan saja yang diperlukan. Begitu pula kemampuan menerima, mengumpulkan, menyimpan, menelusuri kembali informasi yang dimiliki oleh perangkat teknologi komunikasi seperti komputer, videocassette dan videodisk. Bisa dikatakan hampir tidak ada lagi hambatan yang dialami untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan yang berkenaan dengan kemampuan sarana yang digunakan.
Meski teknologi (informasi teknologi) hadir ditengah masyarakat untuk mempermudah kehidupan manusia itu sendiri akan tetapi karena belum bijaknya penggunaan akses teknologi ini oleh sebagian orang disalahgunakan. Facebook menjadi salah satu contoh menarik betapa situs yang saat ini paling digandrungi dimanfaatkan tidak hanya sebagai situs jaring pertemanan semata, tetapi belakangan penggunaan Facebook sudah merambah pada perjudian online, jual beli narkotika hingga transaksi prostitusi atau jual beli seks secara online. Facebook yang awalnya digunakan semata-mata untuk pertemanan, kini Facebook banyak disalahgunakan oleh sebagian orang untuk memperlancar ‘bisnis' jual beli seks secara online walaupun sebenarnya bisnis yang diharamkan ini juga dapat dengan mudah ditemukan dalam beragam situs internet lainnya. Hanya saja yang menarik disini adalah para pelaku bisnis seks atau penggemarnya kini terang-terangan menggunakan Facebook untuk melancarkan aksinya, bahkan tidak malu-malu lagi para pelaku seks dengan sengaja menampilkan foto-foto vulgar untuk menarik perhatian lawan jenisnya dan yang paling mencengangkan adalah data pribadi yang menujukkan bahwa mereka individu/orang yang menerima jasa seks dengan status ‘bispak' alias ‘bisa pakai'.
Istilah ‘bispak' atau ‘bisa pakai' dalam account Facebook bisa menjadi salah satu contoh dan bukti jika ‘bisnis' prostitusi telah masuk dalam wilayah jaring pertemanan ‘terkini' tidak lagi sebatas pada cara konvensional atau berada di tempat-tempat tertentu. Bisnis prostitusi yang menjanjikan limpahan materi atau hanya sekedar mencari kepuasan telah merambah pada situs-situs jaring sosial yang lagi banyak diminti oleh masyrakat seperti Facebook. Istilah ‘bisa pakai' atau ‘bispak' merupakan istilah yang dikenal dalam dunia maya khususnya prostitusi untuk menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan menawarkan jasa seks. Cukup mencengangkan memang dalam dua (2) tahun boomingnya Facebook di Indonesia, ratusan account ‘bispak' tumbuh subur di jaring pertemanan ini. Hanya dengan menuliskan alamat ‘bispak facebook' dalam mesin pencari, dapat dengan mudah kita menemui alamat yang menawarkan dan memberikan informasi mengenai segala macam seks atau setidaknya menawarkan gadis-gadis yang memberikan jasa seks.
Bagi sebagian orang, Facebook tidak lagi sebagai situs yang menawarkan pertemanan atau relationship semata melainkan lebih dari itu pertemanan yang menghasilkan rupiah atau sebatas kepuasan masing-masing individu. Dari penelusuran penulis, salah satu grup di Facebook yang menamakan diri ‘Klub Gadis Bispak Indonesia' sukses meraih ribuan penggemar. Grup yang merujuk kepada suatu blog tersebut memamerkan sejumlah gadis cantik dengan status bispak alias ‘bisa pakai'. Ribuaan penggemar yang sebagian kaum adam tercatat menjadi penggemar ini. Yang cukup mengejutkan adalah untuk mengembangkan jumlah penggemarnya, dalam dua situs pertemanan ini mendapatkan dukungan dari penyedia pil viagra, sex toy bahkan alat kontrasepsi. Terlepas dari kebenaran apakah account yang ada didalam Facebook yang memasang status ‘bispak' tersebut tetapi yang penting disini adalah, bahwa ada pergesaran dalam penggunaan teknologi informasi seperti Facebook yang seharusnya digunakan untuk pertemanan justru digunakan sebagai ajang untuk melakukan transaksi seks secara online. Meski bisnis seks ini sudah ada didalam dunia maya dan awalnya hanya pada situs-situs tertentu namun saat ini ‘bisnis' seks ini sudah merambah pada jaring sosial atau pertemanan (Facebook) yang paling digemari masyarakat sama halnya dengan situs judi online.
Sebenarnya kasus diatas merupakan satu banyak masalah dan pertentangan yang muncul pasca dari booming Facebook. Pelarian gadis dibawah umur oleh teman kencannya, pencemaran nama baik, hingga munculnya foto mesum dari orang nomer satu di Pekalongan Jawa Tengah, Bupati Siti Qomariyah dan wakilnya Wahyudi Pontjo Nugroho menjadi deretan masalah yang muncul dalam Facebook. Contoh kasus- kasus diatas merupakan salah satu konsekuensi dari pengguna internet yang bergabung dalam sebuah jaring sosial. Segala bentuk konsekuensi harus siap diterima saat kita menggunakan berbagai fasilitas teknologi tidak terkecuali situs jaring pertemanan. Namun terlepas dari itu semua, Facebook ternyata juga menjadi media yang menarik simpati antara penggunanya seperti yang terjadi pada kasus Prita Mulyasari dan Koin untuk Bilqis, balita yang menderita kelainana pada hati. Penggunaan jaring sosial/ pertemanan yang tepat sebenarnnya dapat membangun komunikasi yang baik antar anggotanya.
Sementara itu, lengkapnya fasilitias Facebook yang diciptakan oleh Mark Zuckerberg 2004 silam, juga menjadi salah satu alasan kenapa Facebook lebih digemari daripada yang jaring sosial lainnya, seperti My Pulau, Twitter ataupun Friendster. Berbeda dengan situs jaring sosial yang ada, fasilitas Facebook diakui memang lebih unggul, Facebook memungkin seseorang memberikan kabar kepada seluruh anggota secara langsung dan segera mendapat respon, aplikasi game online, memberikan ruang untuk menyimpan foto atau bahkan melakukan percakapan langsung dengan orang yang dituju dengan room chatt yang disediakan. Internet yang masuk dalam new media memang memberikan wacana baru bagaimana teknologi informasi yang dipakai didalam internet telah mempertipis antara ruang nyata dan maya. Bisa dibilang internet bisa menembus batas keinginan seseorang untuk mendapatkan segala informasi, meski pengakses internet tidak berada ditempat atau lokasi tertentu. Semua dapat diperoleh setiap individu tanpa batas dan sensor yang jelas. Berbeda dengan media konvensional lainnya, internet memang memberikan banyak keleluasaan bagi siapa saja penikmatnya, tanpa mengenal usai atau status ataupun dari mana pengakses itu berasal.
Internet lebih dari sekedar jaringan komputer atau pelayanan informasi. Internet adalah gambaran dinamis bahwa manusia yang mampu berkomunikasi secara bebas akan memilih untuk bersikap sosial dan tidak mementingkan diri sendiri. Internet adalah forum global pertama dan perpustakaan global pertama, dimana setiap pemakai dapat berpartisipasi dalam segala waktu
(internet tidak pernah tutup). Selain itu internet, tidak peduli siapa Anda, internet selalu menerima Anda, internet tidak pernah melihat bagaimana Anda berpenampilan, apa warna kulit Anda. Apa agama anda, dimana Anda tinga dan status Anda ( Zaleski, 1999: 53-54). Bahkan seorang pakar sosial mengatakan bahwa alasan mengapa internet menjadi sangat populer adalah karena dalam internet tidak ada seorang pemimpin.
Facebook sebagai situs pertemanan merupakan salah satu konsekuensi dari munculnya teknologi dengan basis data yang canggih terlebih media sosial yang berkembang dalam internet menggunakan aplikasi Web 2.0, dimana para anggota komunitas suatu situs tidak hanya sekadar dapat menanggapi konten atau mengirimkan konten, melainkan juga membangun relasi antar-anggota. Perdebatan dengan banyak masalah atau dampak negatif yang muncul bersamaan dengan Facebook ternyata disikapi beragam oleh masyarakat. Seperti yang baru dilontarkan sejumlah ulama yang mengatasnamakan dari Pondok Pesantren se-Jawa dan Madura yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren Putri (FMP3). Mereka memutuskan melemparkan fatwa haram kepada Facebook, Friendster dan situs jejaring sosial lainnya yang digunakan secara berlebihan. Bukan tanpa alasan mereka mengeluarkan fatwa haram atas penggunaan Faceboo, mereka berpendapat larangan tersebut ditekankan pada adanya hubungan pertemanan spesial yang berlebihan. Apabila hubungan pertemanan spesial tersebut dilakukan untuk mengenal karakter seseorang dalam kerangka keinginan menikahinya dengan keyakinan keinginannya akan mendapatkan restu dari orang tua, hal tersebut tetap diperbolehkan.
Meski sejumlah orang masih memperdebatkan penggunaan Facebook dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi dengan melihat efek yang kurang baik dalam situs pertemanan, hal yang paling penting dalam memanfaatkan teknologi ini adalah penggunaannya yang harus dilaksanakan secara arif. Facebook yang berada dibasis internet pada dasarnya hanya diperuntukkan untuk membangun relasi dan melakukan pertemanan bukan untuk hal-hal seperti yang telah dijelaskan diatas. Dengan demikian untuk menangkal meluasnya dampak negatif pengembangan ilmu pengembangan teknologi khusunya teknologi komunikasi hendaknya diarahkan pada upaya untuk mengubah kondisi subyektif. Altenatif teknologi itu mesti bersifat pedes in terra ad sidera visus yakni yang siap dengan langkah-langkah preventif dan antisipasatif dalam mengelola dampak perubahan yang mampu mengembangkan kegunaan dinamika perubahan maupun manajemen konflik akibat pembenturan dan gunjangan nilai budaya (Tuhuleley, 2003: 61)
Daftar Pustaka
Tuhuleley, Said dkk, Masa Depan Kemanusian, Jendela, 2003.
Zaleski, Jeff, Spritual Cyberspace: Bagaiman Teknologi Komputer Mempengarugi Kehidupan Keberagaman Manusia. Bandung: Mizan, 1999.
http://www.wong-junti.com/bisnis/facebook-indonesia.html, diakses 7 Maret 2010.
1Berdasarkan survei Inside Facebook yang dilakukan eMarketer.Com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia naik 1.431.160 juta pengguna dalam sebulan terakhir. Pada 1 Desember 2009, eMarketer.Com mencatat jumlah pengguna Facebook di Indonesia 13.870.120 pengguna, sedangkan pada 1 Januari 2010 sebesar 15.301.280 pengguna. Indonesia hanya satu peringkat di bawah Amerika Serikat yang mencatat kenaikan jumlah pengguna 4.576.220 pengguna dalam periode yang sama dari 98.105.020 menjadi 102.681.240 pengguna.