Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ibu Risma: Memimpin dengan Hati

7 Maret 2014   01:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10 166 0
Kabar mengenai Ibu Risma sebagai Walikota Surabaya yang berprestasi, sudah pernah saya dengar sekitar satu atau dua tahun yang lalu. Pada saat itu, saya kurang memperhatikan sosok dan sepak terjang Sang Walikota. Saya hanya membayangkan sosok seorang perempuan ambisius dengan penampilan modis ala kota metropolitan. Betapa terkejutnya saya ketika berkesempatan mengenal sosok Ibu Risma walaupun hanya melalui layar televisi.  Bukan sosok perempuan ambisius dan berpenampilan modis yang saya lihat, tetapi seorang ibu sederhana dengan visi kepemimpinan yang mengedepankan kepentingan rakyat. Seorang pemimpin yang religius dan memiliki hati nurani.

Ibarat seorang ibu, beliau--tanpa diminta--berusaha mencari tahu dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya, dalam hal ini adalah warga Kota Surabaya. Hati seorang ibu pula yang mendorong keinginan beliau untuk menutup lokalisasi prostitusi Gang Dolly. Hati ibu mana yang tidak akan hancur ketika melihat kenyataan anak-anaknya terlibat prostitusi, sebuah dunia kelam tanpa masa depan. Apabila Ibu Risma mengundurkan diri sebagai walikota, apa yang akan terjadi dengan generasi muda Surabaya? Apakah Gang Dolly tidak akan pernah ditutup? Apakah pengganti Bu Risma akan terus memperjuangkan cita-cita beliau?

Kesan lain yang dapat saya tangkap adalah religiusitas Ibu Risma. Beliau berusaha melakukan tugasnya dengan baik karena beliau takut kepada Tuhan. Beliau berulang kali menekankan hal tersebut dalam sebuah dialog di TV. Pemimpin yang takut kepada Sang Penciptanya akan berusaha semampunya menjalankan amanah yang diembannya. Religiusitas juga menyebabkan hati seseorang menjadi lembut, terbuka dan bijaksana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun