Itu kesan pertama yang saya dapat ketika mencoba ‘blusukan’ ke situs Indonesia Travel. Website resmi milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu langsung menyampaikan pesan “This is Indonesia... Inilah Indonesia” dengan semua yang dimilikinya.
Pesona luar biasa dari dunia pariwisata Indonesia coba ditampilkan secara utuh dan lengkap. Mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya dan sejarah, sampai fasilitas penunjang yang berkenaan dengan dunia pariwisata. Indonesia Travel bukan sekedar ‘brosur’ digital semata, tetapi lebih kepada sebuah majalah pariwisata digital. Satu hal yang patut diapresiasi bahwa Indonesia Travel hendak menunjukan bahwa Indonesia itu bukan cuma Bali saja. “Ada 1001 destinasi wisata lain yang tidak kalah mempesona, dan harus anda kunjungi” begitulah kira-kira yang tersirat.
Dalam tinjauan pada Indonesia Travel ini, saya hanya ingin menekankan pada 2 hal yang saya anggap penting yaitu konsep desain dan konten. Kedua elemen ini merupakan faktor utama untuk ‘laris’ tidaknya sebuah website. Keduanya harus saling mendukung satu sama lain. Sebuah website dengan desain bagus sekalipun namun bila kontennya tidak memiliki informasi yang lengkap dan kredibel maka website tersebut tidak bernilai apa-apa.
Konsep Desain Website
Bagaimana dengan konsep desain dari Indonesia Travel? Sebagai sebuah situs pariwisata, jelas sekali website ini dirancang untuk memperkenalkan sekaligus menjual pariwisata Indonesia. Tampilan depan laman Indonesia Travel sudah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah website yang baik, yaitu kekuatan dari first impression. Sebuah website idealnya memang harus langsung memberikan kesan menarik bagi pengunjung. Apalagi untuk sebuah website yang tujuannya bukan hanya sebagai sumber informasi tetapi juga sarana untuk promosi. Banyak orang yang langsung menutup laman beranda sebuah website ketika tampilan mukanya tidak menarik sama sekali.
Tetapi hal itu saya yakin tidak akan terjadi pada Indonesia Travel. Alasannya adalah begitu banyak foto bagus, bayangkan ada 54 buah foto, tampil dalam format flash, bergerak secara bergantian yang tentu saja akan menggugah antusiasme dan rasa penasaran pengunjung. Tetapi jangan salah, foto-foto tersebut bukan pemanis semata. Silakan arahkan tetikus (mouse over) pada tiap foto, maka foto akan fade out lalu menampilkan judul dan sebaris informasi tentang foto tersebut. Jika diklik maka pengunjung langsung dibawa ke laman informasi lengkap obyek wisata itu. Mudah dan simpel sekali sehingga pengunjung bisa langsung mendapatkan informasi lengkap.
Apakah penggunaan flash dan slide akan memberatkan dan membuat lama pengunduhan? Jawabnya relatif, sejauh ini saya nilai prosesnya masih pada tahap bisa ditoleri. Ketika memposisikan sebagai pengunjung biasa yang hanya ingin mencari tahu tentang Indonesia, saya tidak terlalu mempersoalkan jika harus menunggu beberapa detik sampai semua informasi tampil utuh. Namun saya yakin jika website ini dibuka di luar negeri, yang rata-rata sudah memiliki akses internet cepat, hal ini bukan menjadi kendala.
Penempatan navigasi dan widget saya rasa sudah cukup baik. Menu-menunya saya rasa sudah cukup lengkap dan menolong, bahkan jika mengintip beberapa website pariwisata lain, baik lokal maupun negara lain, maka Indonesia Travel tergolong lebih komplet. Memanfaatkan warna hijau sebagai background jelas punya filosofi tersendiri, yaitu sebagai ciri khas Indonesia yang dikenal sebagai zamrud (batu hijau) dari katulistiwa. Pesan itu dipertegas dengan siluet dari logo Wonderful Indonesia yang menjadi branding pariwisata Indonesia. Saya rasa Indonesia Travel sudah cukup cantik sebagai sebuah website pariwisata.
Konten Website
Sedangkan dari sisi konten dari Indonesia travel, pihak Kemenparekraf yang mengelola website ini sepertinya mempunya misi tersendiri selain mempromosikan pariwisata Indonesia. Yaitu menjadikan Indonesia Travel sebagai media informasi sekaligus edukasi bagi pengunjungnya. Jika kita menjelajah Indonesia Travel, banyak hal-hal baru yang akan kita dapat. Dimana mungkin tidak kita dapatkan melalui buku pelajaran maupun media mainstream. Menjelajahhi Indonesia Travel, pengunjung seperti sedang belajar Ilmu Sejarah atau Geografi. Karena ini adalah sebuah website resmi pemerintah maka harus bisa dijadikan rujukan utama bagi siapapun yang mencari informasi pariwisata Indonesia.
Setelah menelusuri Indonesia Travel, ada sedikit catatan yang mungkin bisa menjadi masukan.
Perihal update informasi Indonesia Travel. Saya coba ‘blusukan’ sana-sini, dan menemukan ada yang belum diperbaharui. Contohnya pada bagian destinasi pariwisata Sumatera Utara dimana bandara masih Polonia. Padahal sejak 25 Juli 2013 Kuala Namu International Airport resmi beroperasi menggantikan bandara Polonia. Sebagai sebuah website resmi yang mengedepankan keakuratan, sekecil apa pun sebuah informasi akan menjadi sangatlah penting demi menjaga kredibilitas dan menghindari disinformasi.
Pada destinasi Bangka Belitung, tepatnya deskripsi lokomotif yang ada di Gunung Menumbing, Muntok. Disitu disebutkan bahwa lokomotif tersebut adalah peninggalan Presiden Soekarno ketika dalam pengasingan ke Bangka. Pengunjung Indonesia Travel bisa berpikir bahwa seolah-olah Bung Karno pernah menggunakan lokomotif tersebut. Informasi ini cukup meragukan karena di Muntok maupun di Bangka, sama sekali tidak ada jalur kereta api. Lokomotif itu adalah bagian dari sejarah penambangan timah pada jaman Belanda,bukan peninggalan Bung Karno semasa pengasingannya dulu. Kebetulan memang saya pernah tinggal lama di kota itu.