Sasando adalah alat musik yang terbuat dari daun lontar yang melengkung, diantaranya ada bambu dan senar-senar yang dibuat secara tradisional dari getah. Bentuk sasando berupa tabung panjang yang terbuat dari bambu dengan penyangga atau senda, serta wadah dari anyaman daun lontar yang disebut dengan haik.
Sasando memiliki suara resonasi, yaitu peristiwa ikut bergetarnya sebuah benda akibat getaran benda lain yang frekuensinya sama.
Berasal dari cerita legenda orang Rote, terdapat beberapa versi yang mengisahkan awal mula lahirnya sasando. Salah satunya adalah dalam sebuah cerita disebutkan seorang pemuda yang terdampar di Pulau Ndana saat sedang melaut sekitar tahun 1950-an.
Pemuda tersebut bernama Sangguana, ia dibawa oleh penduduk setempat menghadap raja di istana. Karena memiliki bakat di bidang seni, Sangguana berhasil membuat sang putri anak dari raja terpikat. Akhirnya ia diminta untuk menciptakan sebuah alat musik yang belum pernah ada.
Suatu malam, Sangguana pun bermimpi sedang memainkan suatu alat musik yang indah dengan bentuk unik dan suara khas. Berkat mimpi tersebut, Sangguana pun membuat alat musik yang diberi nama Sandu (artinya bergetar). Akhirnya, alat musik itu diberikan kepada sang putri sebagai jawaban dari permintaan sang Raja.