Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Erupsi Merapi Vs Tsunami Mentawai

28 Oktober 2010   02:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 203 0
Pada saat yang nyaris bersamaan, Indonesia dilanda dua kejadian alam besar yang banyak merenggut korban jiwa. Yang pertama adalah gempa dan tsunami di kep. Mentawai lalu disusul beberapa jam kemudian dengan Erupsi gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Dan kalau kita banyak menyaksikan di televisi, tentunya kita dapat melihat bahwa porsi pemberitaan mengenai Erupsi merapi jauh lebih banyak ketimbang pemberitaan di kep. Mentawai. Banyak orang, baik itu di dalam forum ataupun hanya sekedar komen-komen di media berita online yang mempertanyakan hal itu, walaupun so far saya belum melihat ada pihak/individu yang memberikan jawaban.

Dalam pandangan saya, ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa media lebih banyak meng-ekspos Erupsi Merapi ketimbang Tsunami Mentawai, yaitu:

1. Lokasi Merapi lebih dekat dengan pusat Negara. Tidak bisa dipungkiri bahwa lokasi juga turut menentukan porsi berita. Selain cepatnya akses menuju TKP, lokasi yang dekat juga mempermudah para jurnalis serta editor untuk memperoleh, mengupdate dan memproses berita agar menarik banyak pemirsa. Apalagi mengingat bahwa kantor-kantor media besar di Indonesia semuanya terletak di Jakarta.

2. Tingkat akses Merapi jauh lebih mudah ketimbang Mentawai. Kalau kita ingin pergi ke gunung Merapi, hanya perlu waktu kurang dari 2 jam dari pusat kota Jogjakarta dan dengan kondisi jalan yang mulus. Dari Jakarta, hanya perlu waktu sekitar 13-15 jam untuk mencapai Merapi dengan menggunakan angkutan darat. Sedangkan untuk mencapai Mentawai, dengan menggunakan mobil pribadi sekalipun memerlukan waktu lebih dari 25 jam, itupun dengan kondisi jalan Sumatera yang banyak rusaknya.

3. Kondisi alam yang buruk di Mentawai. Baru semalam saya melihat berita bahwa kondisi cuaca dan laut Mentawai yang sangat tidak kondusif sehingga mustahil kapal-kapal yang membawa bala bantuan, logistik, dan media untuk singgah di kepulauan tersebut. Berbeda dengan kondisi di sekitar Merapi yang biasa-biasa saja, paling parah hanya hujan yang memang sudah 2 minggu ini sering terjadi.

4. Adanya "artis" yang turut menjadi korban dalam erupsi Merapi. Ya, seorang Mbah Marijan yang terkenal karena iklan minuman berenergi itu akhir wafat diterjang awan panas. Seperti kita tahu kebiasaan negeri ini yang lebih suka memperhatikan nasib dan kabar orang-orang terkenal (selebriti). Mau tidak mau, media yang tentu saja mempunyai orientasi bisnis dalam penyajian beritanya, banyak mengekspos mengenai Mbah Marijan ini.

5. Banyaknya orang yang butuh kabar mengenai erupsi Merapi. Jumlah penduduk Jogjakarta dan Jawa tengah adalah lebih dari 34 juta, sedangkan jumlah penduduk Sumatera Barat hanya 2,1 juta orang dengan 66 ribu tinggal di kepulauan Mentawai. Perbedaan jumlah penduduk yang sangat tajam ini juga berpengaruh dalam tuntutan masyarakat atas kondisi dua wilayah tersebut. Jika saya buat perumpamaan, 34 juta penduduk jawa tengah dan Yogyakarta yang membutuhkan info mengenai Merapi melawan 2,1 juta penduduk Sumatera Barat yang butuh informasi mengenai Tsunami Mentawai, kira-kira siapa yang akan mendapatkan prioritas pemerintah dan media?

Begitulah kira-kira prakiraan saya mengapa media lebih banyak memberitakan mengenai erupsi Merapi ketimbang tsunami Mentawai padahal jumlah korbannya jauh lebih banyak di Mentawai. Terlepas dari itu semua, mari kita berharap agar tidak ada bencana-bencana lagi yang melanda negeri ini, Pray for Indonesia.

tulisan ini juga bisa anda baca di http://dagelanwayang.com/

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun