Saat aku mendekatimu pertamakali, niatkupun hanya berteman denganmu. Â Kalau sekarang kau adalah kekasihku, itu keinginan kita berdua. Â Kau cinta aku, dan aku cinta kamu. Â Kita mulai membuat sebuah alur cerita. Â Kadang aku merasa, aku tak sanggup kehilanganmu. Â Kau adalah segalanya bagiku, seperti lagu-lagu cinta jaman sekarang, seperti itulah perasaanku padamu. Â Rasa cinta dan sayang yang kronis, menyejukkan hatiku, membuat perasaanku nyaman. Â Tak pernah terbersit sedikitpun di hatiku, aku akan kehilangan kamu. Â Karena aku sangat yakin akan kekuatan cinta kita. Â Karena aku yakin, tak akan ada yang mampu menggantikan aku di hatimu, dan kamu di hatiku. Â Entah kenapa, beberapa hari yang lalu kau bertanya padaku, apakah pernah terpikir kita akan berpisah. Â Aku sama sekali tak pernah menganggap pertanyaanmu itu,karena aku merasa itu hanya angan-angan bodoh saja, yang aku tak mau membayangkan.
Lalu tiba-tiba kau mempermasalahkan teman-temanku.  Seperti kemarau setahun dihapus hujan sehari.  Kau pergi meninggalkan aku, dengan alasan tak mau merasakan sakit hati lagi, tak mau lagi cemburu dengan teman-temanku.  Sayang, apakah benar hanya itu alasanmu? Aku telah mengatakan diawal perkenalan kita, aku punya banyak teman.  Dan aku merasa tidak pernah mengabaikan kamu.  Kalau aku seharian tidak menghubungimu, itupun karena kamu penyampaikan, kamu sedang banyak kerjaan yang tidak bisa kamu tinggalkan.  Menurut aku, itu bukan  bentuk pengabaian, bahkan aku memberimu kesempatan untuk berkonsentrasi dengan pekerjaanmu agar cepat selesai.  Mudah sekali kau menutup hatimu, dengan alasan yang sepertinya tak bisa aku terima.  Sayang, kau tak lagi mendengar getar suaraku menahan tangis, tak lagi mengusap lelehan air mataku.  Kau tak lagi merasakan rasa sedihku.  AKu hampir tak percaya kamu melakukan itu semua.  Sayang, apakah kau menikmati permainan ini? Mungkin kau menikmati, tapi aku tidak...
Sekarang aku ingin sekali pergi meninggalkan kamu. Â Tapi kata Memes, terlanjur sayang... Susah sekali bergelut dengan perasaan, antara ego dan harga diri. Â Banyak lelaki di luar sana, tapi aku hanya ingin kamu. Â Tapi, siapakah kamu yang membuatku menangis siang malam? Yang membuat aku memohon, menghiba, mengemis cintamu? Â Aku sangat mencintaimu,,menyayangimu...Tapi tak begini,sayang... Dan sekarnag aku telah kehilanganmu... Entah sampai kapan.