Aku tengok hidupku di belakang,keluargaku berantakan karena obsesiku.Suamiku pergi mencari kehangatan yang tidak dapat lagi aku beri.Karier ku yang sukses telah membutakan mataku.Anakku lebih sayang dengan pengasuhnya ketimbang aku.Wajar,aku tak pernah punya waktu untuk memberikan cintaku sebagai ibu,bahkan sekedar mengajarinya membuat PR pun tak pernah aku lakukan.Aku baru tahu rasanya sedih seperti ini.Kebahagiaan yanag aku kejar membuatku kehilangan kebahagiaan yang pernah aku miliki.
Hangatnya sinar matahari pagi membelai hangat kulitku.Kudengar angin-angin bertiup semilir mengitariku.Sederhana,tapi aku bahagia.Alam memeluk tubuhku dengan pelukan ternyaman yang pernah kurasakan.Aku melangkah mendekat ke arah pantai,dengan ombak-ombak kecil yang berkejaran,bergulung-gulung menuju tepi pantai.Aku merentangkan kedua tanganku sambil menghirup udara pagi yang sejuknya terasa sampai rongga-rongga jiwaku.Aku menunduk,mengarahkan tanganku di permukaan pasir,kutulis semua hal yang menyesakkan dadaku,semuanya.Aku tersenyum lega ketika air menghapus semua tulisanku yang tadi tertera di atas pasir.Aku berjalan kembali ke arah pondok tanpa menengok kembali ke arah pasir dan bekas tulisanku.Aku tinggalkan itu di belakang,seperti sepotong kegagalan hidupku.Aku memastikan diri,kubenahi kegagalanku.Menata kembali hidupku dengan harapan baru.Karena aku tahu kebahagiaan apa yang aku butuhkan.Bukan yang aku inginkan.