Itu dulu,sebelum Bapak colapse karena ditipu koleganya,karena tak kuat menahan beban mental dan stres,beliau sakit-sakitan kemudian dipanggil Tuhan.Kemrosotan kondisi ekonomi keluarga mengubah status sosialnya.Mustahil baginya mencicipi kembali gaya hidup borjouisnya,keluar masuk mal,turun naik mobil,merasakan makanan-makanan mahal, berlibur ke luar kota atau luar negri.
Andung segera mengusir  lamunannya.Itu hanya masa lalu,cuma bisa dikenang.Karena nyatanya,ia sekarang hanya tinggal di rumah petak,makan seadanya,dan sekarang ibunya tengah sakit.Dan obat yang ada dalam kantong plastik adalah obat yang baru dibelinya setelah ia seharian mengamen dari satu bus kota ke bus kota lainnya.
Di bawah kelip lampu Jakarta pikiran nya menerawang,entah sekedar mengenang masa bahagianya atau sedang berharap suatu saat nanti roda kehidupan berputar kembali,membawa ia dan ibunya menikmati hidup yang lebih baik dari ini.Karena hidup itu dinamis,selalu bergerak namun entah bergerak ke mana,tergantung takdir dan kemana manusia membawa takdirnya.