Beberapa lembaga dan institusi menerapkan moto dan target zero complaint dalam hal pelayanan. Yang paling populer dan sering kita dengar ‘berteriak keras’ dengan moto ini adalah jajaran polisi lalu lintas. Walaupun mungkin banyak juga lembaga-lembaga lain menerapkan kebijakan seperti ini dalam pelayanannya. Tapi dirlantaslah yang paling populer dengan moto ini. Saya pikir kita harus angkat topi terhadap semangat bapak-bapak di direktorat lalu lintas kita dengan motonya “Meraih Simpati, Zero Complaint”. Cuma saya pikir moto ini agak sedikit lebay, karena menghilangkan complaint sampai di titik nol adalah hil yang mustahal. Kecuali masyarakat sudah tidak lagi peduli terhadap polisi lalu lintasnya. Tapi ini pun tidak mungkin, seberapa parahnya pun kinerja polisi lalu lintas kita tetap ada masyarakat yang masih mau peduli. Karena hidup selalu menghadirkan dualitas.
Marilah kita lihat keluhan sebagai tanda ada yang peduli terhadap kita. Dan mengeluh kepada polisi adalah hal yang biasa yang tidak biasa dan tidak dianjurkan adalah mengacuhkan setiap keluhan masyarakat. Saya pikir kita tidak perlu terlalu muluk-muluk. Jangankan polisi Tuhan Sang Pemilik Kehidupan saja yang sudah memberikan begitu banyak nikmat kepada kita kadang kala masih kita keluhkan.
Saya menghargai semangat bapak-bapak di dirlantas dalam melayani kami. Tapi moto menghilangkan complaint sampai di titik nol saya rasa perlu dikaji ulang. Atau mungkin bapak pun sudah tahu bahwa hal itu tidak mungkin tercapai tapi dibuat agar complaint yang didapat bisa seminimal mungkin. Ah...apapun itu harapan saya semoga polisi lalu lintas semakin maksimal dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat dan menindak setiap pelanggar aturan dengan tanpa toleransi. Karena seringkali terjadi jika si pelanggar aturan adalah keluarga dari anggota kepolisian juga maka tak jarang ia mendapat perlakuan yang berbeda.
Terima kasih
Salam mantap