Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Soimah dan Keju Gratis

5 Oktober 2011   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:19 1276 2
[caption id="attachment_135141" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi google"][/caption] Artis, PeSinden Republik Indonesia serba bisa ini lahir pada tanggal 29 September 1980 di Pati Jawa Tengah dengan nama Soimah Pancawati. Namanya yang 'ndeso' tidak membuat Soimah ikut-ikutan ganti nama seperti beberapa artis lain. Sinden multi talent ini tetap bangga dengan nama pemberian orang tuanya. Dengan apa yang diraihnya saat ini saya pikir adalah keputusan yang tepat untuk tidak mengganti nama yang lebih keren lagi. Soimah cukup yakin bahwa namanya yang sekarang sudah memberikan banyak keberuntungan buatnya. Artis 'petakilan dan wak-wak'an yang mulai sering tampil dilayar kaca ini mengawali karirnya dengan hanya menerima honor sebesar Rp,-3000. Itu dialaminya ketika ia masih kecil. Dan memulai karirnya di Jogja dengan bayaran senilai Rp,- 10.000. Ibunya cukup disiplin dalam mendidik anak-anaknya , Soimah kecil sampai pernah dilempar sendal oleh ibunya lantaran tidak mau disuruh. Masa kecil sampai dengan SMP dilewatinya di Pati. Menggendong balok es sejauh 200 M, kerja sampai jam 3 pagi, bantuin ibu ke pasar, bersihin ikan sampai ke sekolah masih dengan bau ikan adalah hal-hal rutin yang dilakukannya kala itu. Ibu dua anak ini melakukan semuanya dengan senang hati. Soimah memulai karirnya sejak tahun 1995 di Jogjakarta. Ia memerlukan waktu 16 tahun untuk membuatnya setenar sekarang. Ia sadar betul bahwa segala sesuatunya butuh proses. Soimah kini lebih banyak menghabiskan waktunya di Jakarta karena padatnya jadwal syuting yang harus dibereskannya. Pulang ke Jogja kadang hanya dilakukannya sebulan sekali, sampai-sampai anaknya protes. Yah begitulah kehidupan setiap kita dilebihkan sesuatu pasti kita dikurangkan sesuatu yang lain. Dan bagi anda yang saat ini sedang dalam masalah ataupun penderitaan janganlah terlalu bersedih karena sejatinya anda juga dilebihkan untuk sesuatu yang lain. Seorang kawan yang mengalami kebangkrutan usaha sampai tidak punya apa-apa lagi merasa kehilangan banyak harta tetapi setelah ia mengkaji [diri] maka banyak sekali pelajaran kehidupan yang diperolehnya dari apa yang dialaminya. Dan pelajaran itu tidak pernah didapatnya ketika ia berada dalam puncak kejayaannya dahulu. Sekarang ia sering berkata : saya sekarang belum dikayakan secara materi dan harta benda tapi mudah-mudahan saya sudah jauh lebih 'kaya' dari sebelumnya soal pelajaran hidup dan banyak hal lain. Perjalanan hidup Soimah mengajarkan kita bahwa segala sesuatunya butuh proses dan segala sesuatunya ada harganya. Mau sukses harus siap berproses dan bayar harganya. Tidak ada yang instan, tidak ada yang gratis 'satu-satunya keju gratis hanya ada di perangkap tikus'. Jangan tergiur dengan ajakan dan bujukan bombastis melalui berbagai seminar, buku-buku dan pelatihan yang mengatakan ada jalan pintas menuju kesuksesan. Mereka semua hanya berjualan dengan memanfaatkan sifat dasar manusia [mencari kesenangan, menghidari rasa sakit dan sengsara]. Semoga perjalanan hidup Soimah menginspirasi kita dan menyadarkan kita untuk selalu siap berproses dan bersedia membayar harga untuk setiap apa yang kita inginkan. Terima kasih Salam mantap

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun