Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

://Kerasnya Bahasa Kejadian Memperingatkan Anda/

3 Agustus 2011   11:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:07 93 0
[caption id="attachment_123111" align="aligncenter" width="523" caption="Ilustrasi:Google.co.id"][/caption]

Amir, pemuda 17 tahun baru saja diberikan motor bebek keluaran terbaru oleh ayahnya. Betapa senang dan bangganya dia karena menjadi salah satu dari segelintir orang dikampungnya yang memiliki motor seperti itu. Saking senangnya ia pun segera mendandaninya dengan berbagai macam asesoris dan mengganti knalpotnya dengan knalpot racing. Agar ketika berjalan ia diperhatikan banyak orang. Bangga sekali rasanya bisa menjadi pusat perhatian ketika sedang menyendarai motor tersebut. Tak jarang juga ia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Puas rasanya bisa menyalip-nyalip kendaraan lain lalu diperhatikan banyak orang.

Orang tua dan keluarga sudah berulangkali menasehatinya untuk tidak ngebut-ngebut. Beberapa orang kawan karibnya pun memperingatinya untuk tidak memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Tapi rupanya kenikmatan dan kepuasan yang didapat tidak cukup kuat untuk menghentikannya. Suatu kali ketika ia sedang asyik menikmati perjalanan ngebutnya dari sisi kiri jalan tiba-tiba seorang pria paruh baya lari menyeberang. Si pemuda terkejut lalu coba menghindar kekanan tapi alangkah kagetnya ia ketika melihat didepannya ada sebuah truk gandengan dengan cepat ia langsung berkelit ke kiri. Sejurus kemudian terdengar suara PRAKKKHH......Ternyata motornya menabrak angkutan kota yang sedang menurunkan penumpang. Si pemuda pun mengalami patah kaki.

Setelah kejadian itu sang pemuda tidak lagi berani kebut-kebutan. ‘Bahasa kejadian’ sudah memperingatinya cukup keras.

Ada juga cerita tentang seorang kawan yang teledor dan kurang menghargai barang-barang miliknya. Berulangkali dinasehatkan untuk lebih berhati-hati dalam menyimpan barang-barang miliknya. Tapi selalu diabaikan ataupun kalau didengar beberapa hari kemudian diacuhkan lagi. Sampai suatu waktu barang yang paling berharga yang dimilikinya RAIB.

Begitulah kerasnya ‘bahasa kejadian’ memperingati kita. Kalau sudah tidak ada lagi mulut-mulut yang bisa kita dengar dan Tuhan sayang serta masih berkenan memberikan pelajaran maka kita akan dapat yang namanya ‘bahasa kejadian.’

Dalam kehidupan sering kali kita mengabaikan bahkan cenderung tidak mau mendengar apalagi mempelajari anjuran dan nasehat baik orang lain. Sampai akhirnya ‘bahasa kejadian’ yang datang baru kita sadar. Bacalah setiap tanda-tanda kehidupan sebelum bahasa kejadian menimpa anda !!

Terima kasih

Salam mantap

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun