Aku ingat, suatu sore, ketika bulan sabit awal muncul di batas mega. Malam masih muda. Senja kala di barat masih berwarna keemasan. Suara adzan berkumandang mengantar perubahan waktu. Kita duduk bertiga menatap awan rendah berkejar-kejaran di kaki gunung. Suasana petang enggan minggat. Kau di tengah. Aku merangkulmu dari kanan, dia juga merangkulmu dari kiri. Kami merangkulmu, hanya aku dan dia, kau tidak.
KEMBALI KE ARTIKEL