Gangguan tidur menjadi masalah umum pada pasien diabetes mellitus. Gejala seperti sering buang air kecil di malam hari (nocturia), stres, dan ketidaknyamanan fisik membuat banyak pasien kesulitan tidur nyenyak. "Gangguan tidur ini tidak hanya memengaruhi aktivitas sehari-hari, tetapi juga menghambat pengendalian kadar gula darah," jelas Zaqqi Ubaidillah.
Penelitian sebelumnya mencatat bahwa sebanyak 63,2% pasien diabetes mengalami kualitas tidur yang buruk. Kondisi ini memperburuk kontrol glikemik karena kurang tidur dapat meningkatkan hormon stres seperti kortisol, yang pada akhirnya dapat menaikkan kadar glukosa darah.
Teknik relaksasi Benson menggabungkan relaksasi fisik dengan pengulangan kata atau doa sesuai keyakinan masing-masing, yang bertujuan menciptakan rasa nyaman dan tenang. “Teknik ini sederhana, mudah dilakukan, dan tidak membutuhkan biaya besar,” kata Rani Karisma Rosul. Dalam penelitian ini, 30 pasien DM di Puskesmas Polowijen, Malang, diberikan pelatihan teknik ini dua kali sehari selama lima hari berturut-turut.
Setelah intervensi, hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada kualitas tidur pasien. Rata-rata skor kualitas tidur meningkat dari 12,97 sebelum terapi menjadi 18,83 setelahnya. Analisis statistik dengan uji T-Dependent menunjukkan nilai signifikansi 0,000, yang menegaskan efektivitas teknik ini.
Reni Ilmiasih menjelaskan bahwa teknik ini bekerja dengan cara menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik, sehingga otot-otot tubuh menjadi rileks dan hormon yang berhubungan dengan tidur, seperti melatonin, meningkat. “Ketika tubuh tenang, hormon stres seperti kortisol menurun, dan hormon seperti serotonin dan endorfin meningkat, membantu pasien tertidur lebih cepat,” tambahnya.
Beberapa pasien melaporkan perubahan signifikan setelah mengikuti terapi. “Saya biasanya butuh waktu lebih dari satu jam untuk tertidur, tetapi setelah mencoba teknik ini, hanya butuh sekitar 20 menit,” ujar salah satu responden. Responden lain merasa lebih segar di pagi hari dan tidak lagi terganggu oleh seringnya terbangun di malam hari.
Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik relaksasi Benson dapat menjadi alternatif non-farmakologis yang efektif untuk meningkatkan kualitas tidur pasien DM. “Kami berharap teknik ini dapat diintegrasikan ke dalam program pengelolaan diabetes di fasilitas kesehatan,” ungkap Zaqqi. Ia juga menambahkan bahwa pelatihan lebih lanjut untuk petugas kesehatan dan pasien akan sangat membantu penyebaran manfaat terapi ini.
Dengan hasil yang menjanjikan ini, relaksasi Benson tidak hanya menawarkan solusi sederhana, tetapi juga harapan baru bagi pasien diabetes untuk kualitas hidup yang lebih baik.