1. Jangan terlalu banyak pamerin kesedihan di sosial media
Seringkali, terlalu banyak memamerkan kesedihan di media sosial dapat menjadi bentuk ekspresi diri yang kontraproduktif. Meskipun mungkin ada niat untuk mendapatkan dukungan atau simpati dari orang lain, tindakan ini bisa berdampak buruk terhadap kesejahteraan mental dan hubungan sosial. Orang-orang mungkin merasa terbebani atau bahkan menjauh karena terlalu sering terpapar dengan beban emosional yang terlalu berlebihan.
Sebagai alternatif, sebaiknya kita mempertimbangkan cara-cara yang lebih sehat untuk mengatasi masalah dan merayakan kebahagiaan di media sosial. Berbicara secara pribadi dengan teman dekat atau keluarga dapat memberikan dukungan yang lebih substansial tanpa harus memamerkan kesedihan secara terbuka. Selain itu, kita bisa menggunakan platform media sosial untuk berbagi momen kebahagiaan, pencapaian, atau kegiatan positif lainnya yang dapat memberikan inspirasi kepada orang lain. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan di media sosial yang lebih positif dan mendukung bagi diri sendiri dan orang lain.
2. Terima kekurangan dan kelemahan diri dengan apa adanya
Menerima kelemahan dan kekurangan diri dengan tulus adalah langkah penting menuju penghargaan diri yang sejati. Terkadang, kita cenderung menutupi atau bahkan menyangkal aspek-aspek negatif dalam diri kita sendiri karena takut dihakimi oleh orang lain atau merasa malu. Namun, melalui penerimaan diri, kita dapat membuka pintu untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Langkah pertama adalah mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan yang ada, kemudian menerima kenyataan bahwa tidak ada yang sempurna dan setiap individu memiliki titik lemahnya masing-masing. Ini bukan tentang memberikan alasan untuk tetap stagnan, tetapi lebih kepada pengakuan bahwa kita semua manusia dan dapat terus belajar dan berkembang.
Dengan menerima kekurangan tersebut, kita dapat merancang strategi untuk memperbaiki atau meresponsnya secara positif. Selain itu, hal ini juga memungkinkan kita untuk memahami dan mencintai diri sendiri dalam perjalanan hidup yang penuh dengan keberagaman dan tantangan. Dengan demikian, kita dapat membentuk landasan yang kokoh untuk membangun kebahagiaan dan penghargaan diri yang lebih dalam.