Bagi sebagian masyarakat, Sejarah masih dianggap kuno dan tidak menarik. Bahkan para pelajar di Indonesia juga sudah tidak minat belajar sejarah. Hal inilah yang ingin diangkat kembali oleh komunitas Reenactor Bangor agar sejarah bisa terus dikenang, terutama sejarah perjuangan bangsa. Reenactor Bangor didirikan pada 2015 oleh Sufiyanto, Errol Tornado, dan Dion Kaspar. Komunitas Reenactor Bangor sengaja dibuat tidak begitu kaku dengan segala kelengkapan ala komunitas mapan, namun harus tetap sesuai dengan kaidah dalam sejarah itu sendiri, maksudnya disini dalam melakukan sebuah reenactment tidak harus dengan barang relic (barang asli) yang digunakan pada masa lalu, tetapi bisa dengan barang repro yang bisa dibuat di dalam negeri, jadi sekaligus dapat membantu UMKM yang ada di Indonesia. Komunitas ini terdiri dari berbagai macam kalangan, dari anak tingkat SD hingga pensiunan.
KEMBALI KE ARTIKEL