Kesedihan kini selalu menunggu di kampung Kita. Terdengar kabar, di antara rumah-rumah sempit, para penduduk sempat mau berdamai. Tapi, pada suatu malam, ada bunyi parang riuh dari halaman rumah mereka. Pertumpahan darah kembali terjadi di sana, lagi. Dan entah mengapa, damai itu begitu cepat berlalu dan dendam akan menguak dari dalam darah-darah yang koyak, dari tangisan anak-anak dan perempuan-perempuan dalam rumah.Â