Pelecehan seksual tidak hanya mengarah pada konteks seks, tapi juga membahas tentang penyalahgunaan  kekuasaan dan otoritas. Banyak pelaku pelecehan seksual mengakui bahwa tindakan mereka merupakan ketertarikan dan keinginan romantis semata. Pelecehan seksual lebih banyak dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan, tapi  tidak menutup kemungkinan bahwa perempuan juga bisa melakukan pelecehan terhadap laki-laki.
Masalah-masalah seperti kasus pelecehan ini telah menyimpang dari nilai-nilai asasi manusia dimana manusia akan semakin terperangkap dalam lubang yang  digali oleh dirinya sendiri. Tentunya masalah tersebut akan terus mendesak dan menuntut adanya jawaban. Untuk mendapatkan jawaban tersebut, diperlukan suatu pendekatan yang berpusat pada eksistensi manusia.
Soren Aabye Kierkegaard, seorang filsuf kelahiran Denmark yang mempercayai pemikiran eksistensialis, telah menunjukkan perbedaan tahapan religius yang  berbeda dengan para filsuf eksistensialisme lainnya. Dalam puncak pemikirannya, ia sangat berfokus pada Ilahiah atau Ketuhanan.
Berbicara tentang filsafat eksistensialisme, eksistensialisme diartikan sebagai keberadaan. Dimana ilmu itu akan memandang segala sesuai betitik tolak dengan eksistensinya.