Padahal bisa dibilang, tugas yang mereka emban, menuntut fokus dan tanggung jawab besar. Mundur dari jabatan tertentu adalah hak setiap orang. Namun, alasan mundur untuk sebuah capaian posisi yang lebih tinggi ini yang menjadi soalnya. Alih-alih mereka menuai apresiasi, sebaliknya, malah kena tulah cibiran, alhasil yang dicapai justru mengerus elektabilitas.
Dalam banyak soal, pilihan mundur ini memang menuai perdebatan, lewat kacamata etika publik - pilihan ini bisa saja diharuskan. Mereka mungkin saja mau menyampaikan pesan, "Contohilah kami, yang tahu diri dan tidak mau memanfaatkan akses jabatan untuk kepentingan syawat politik sendiri"
Namun dalam perspektif etika publik yang sama, pilihan mereka justru dipandang sebuah muslihat. "Apa yang bisa dicontohi, saat menjabat saja tidak banyak memberikan solusi, mundur juga tak berpengaruh baik "
Untuk Gita dan Dino, jika anda berdua sempat membaca catatan ini, saya pribadi hanya mau berbagi keluh saja. Begini, sebetulnya rakyat banyak tidak peduli, kalian mau mundur atau tetap menjabat. Rakyat sudah terlalu lelah untuk diajak bermain drama. Yang mereka butuhkan sekarang, hanyalah perut bisa kenyang, kesehatan terjamin, anak bisa sekolah dan pekerjaan terjangkau.
Rakyat mungkin bisa di akali sekejab, namun pada akhirnya mereka tahu, siapa sebetulnya pemimpin mereka dan siapa sesungguhnya yang memanfaatkan kepolosan mereka. Sekali lagi, rakyat tidak peduli dengan citra kudus, manusia teladan, pejabat contoh. Yang mereka peduli, apakah posisi anda kemarin dan hari ini mampu memberikan jawaban kongkrit bagi mereka atau tidak.
Untuk Gita dan Dino, jika saya ada dalam posisi anda, saya tentu saja akan memilih untuk mundur, tapi sekaligus. Iya sekaligus dari jabatan publik serta capres konvensi Demokrat.
Pilihan sekaligus ini sama-sama rational, (1) mundur dari jabatan publik adalah sikap bijak untuk tidak menambah dosa sosial, (2) mundur dari capres konvensi adalah sikap realistis karena memang bukan anda berdua yang akan jadi pemenangnya.
Jika menang konvesi pun bukanlah jaminan besar untuk menangi Pilpres RI Juli mendatang. Kenapa? Presiden RI berikutnya sudah ada dalam hati rakyat. Dia yang sedikit bicara, banyak bertindak. Dia yang tidak suka bicara Copras Capres, tapi fokus pada tanggung jawabnya sekarang. Dia yang tahu kapan maju, kapan maju dan kapan maju lagi untuk rakyat.
Mundur sekaligus memang tidak serta merta, membuat dosa sosial anda terbayar lunas, namun pakailah kesempatan