Mendekati waktu pelaksanaan muncul beragam pendapat yang memicu kontroversi terkait Piala Dunia U-20 di Indonesia. Pernyataan awal, muncul dari bapa Gubernur Bali, I Wayan Koster yang menolak kehadiran timnas Israel. Pandangan serupa juga diserukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pernyataan kedua tokoh ini diamplifikasi oleh sejumlah partai politik dan organisasi masyarakat sehingga menimbulkan sejumlah perdebatan.
Pendapat tersebut terus bergulir di media sosial dengan mencampuradukkan persoalan politik dan sepak bola berikut pro kontranya. Gelombang narasi mulai membesar pada 25 Maret 2023 saat tersiar kabar pembatalan acara undian peserta Piala Dunia U-20 2023 yang semestinya diselenggarakan FIFA pada 31 Maret 2023 di Bali. Eskalasi isu di media sosial meningkat tajam pada 29 Maret 2023 saat FIFA resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Pergolakan isu di media sosial tersebut dipantau oleh Litbang Kompas melalui aplikasi Talkwalker pada 24-31 Maret 2023 dengan kata kunci "piala dunia" dan saringan bahasa Indonesia. Kata kunci ini lebih sering digunakan warganet dan media daring dibandingkan "U20", "Piala Dunia U20", ataupun "tuan rumah". Hasilnya, terdapat 280.000 percakapan dan 2,4 juta interaksi di antara warganet dari berbagai media sosial.