*Tips buat ‘backpackers’
Mengunjungi kota metropolitan seperti Jakarta, Sydney, dan New York pasti kita bayangkan harus menyiapkan dompet tebal buat biaya akomodasi dan transportasinya. Bagaimana dengan para ‘backpackers’ yang punya semangat tinggi berpetualang tapi tidak punya modal cukup? Tentu saja para petualang ini punya semangat tinggi juga untuk berjuang mendapatkan cara yang hemat dan halal. Untungnya, beberapa kota besar di dunia memberi wadah buat turis-turis yang terpaksanya bermodal dengkul saja.
Tinggal di Melbourne, Australia, untuk studi, saya gunakan juga untuk mengunjungi kota Sydney. Pada bulan September ini saya berkesempatan menjadi backpacker rombongan dengan seluruh keluarga (berencana) saya: dua anak. Ternyata backpacker sekeluarga jatuhnya lebih murah daripada backpacker-an sendirian. Sudah sendiri, keluar duit lebih banyak lagi hihi itu kalau dilihat dari biaya yang dikeluarkan. Berempat kami menikmati layanan pemerintah Australia dengan harga cukup murah dibandingkan kondisi normal.
Perjuangan dimulai dengan mencari tiket pesawat yang murah. Dari seorang teman kami mendapat info kalau sedang ada promo murah sekali di salah satu maskapai penerbangan Australia. Nah di maskapai lain yang lebih terpercaya ada kebijakan memberikan 10% harga lebih murah pada hari yang sama. Kebijakan ini kami praktekkan dengan menelepon maskapai ini. Kami mendapatkan harga yang bagus dengan maskapai yang lebih bisa diandalkan (jarang dibatalkan). Dengan tiket pulang balik seharga $54 per orang, sekitar lima ratus ribu rupiah, kami bisa terbang dari Melbourne ke Sydney. Tahap kedua adalah memesan hotel yang bertema ‘backpacker’, dengan empat orang kami bisa memesan kamar ‘bunkbed’ (bed susun) dengan harga $26/orang/hari atau sekitar Rp 250.000, walau kamar mandi terpisah di luar untuk digunakan bersama dengan para petualang lain. Kami mendapat harga bagus dan lokasi bagus di Central Business District (CBD) di jantung kota Sydney.
Dari banyak obyek wisata yang ditawarkan, Sydney menetapkan ‘4 most-must-see attractions’, yaitu Sydney Opera House, Madame Tussauds, Sydney Aquarium dan Sydney Tower Eye. Payahnya tempat-tempat penting ini beberapa sangat berjauhan. Namanya bukan ‘backpakers’ kalau tidak mencari cara hemat atau bahkan gratisan. Kami mencari info di hotel yang menyediakan berbagai brosur tentang Sydney. Dengan mata nyalang kami berburu kata ‘FREE’… akhirnya resepsionis hotel menyodorkan leaflet dengan judul besar: ‘What’s Free in Sydney for Backpackers’! Hihi dia pasti sudah biasa menghadapi orang-orang seperti kami.