ini post pertama saya di kompasiana.com, sebelumnya saya hanya rajin menulis di blog saya, hueheuhe. semoga tulisan saya berkenan disini dan tidak mengundang kontroversi, mohon bimbingannya :)
terkait dengan judul, memang benar adanya (menurut saya) bahwa ekskul adalah sisi informal bagi siswa, dan sekolah untuk unjuk prestasi di bidang informal pula. anggap saja, sekolah yang mungkin tidak terkenal dalam bidang prestasi akademis, bisa berprestasi di bidang ekskul nyaseperti juara kejuaraan basket, futsal, dan bahkan dance pun bisa turut mengharumkan nama almamater sekolahnya. yang paling saya dengar adalah ekskul saman, yang kebanyakan (tingkat senior high school) selalu mengirim tim nya untuk ajang lomba tari adat international di europe, dsb.
lalu senangkah sekolah diharumkan namanya dengan ekskul-ekskul ini?
gua yakin pasti setiap pembimbing-pembimbing di sekolah akan berkata senang. namun, disini yang agak gua sayangkan. gua merasa ucapan tersebut tidak sinkron dengan kenyataan. ataukah ini hanya perasaan gue saja?
gua alumni dari sebuah sma negeri di daerah blok m. ada yang gua sesali akan hak gua dalam berlatih beladiri yang sampai saat ini masih saya jalani. saya berbicara tentang hak saya, atau mungkin kami, seluruh keluarga beladiri kami, dalam konteks hak kami dalam mendapat fasilitas untuk berlatih dari sekolah. saya berlatih beladiri (ekskul) disini sejak saya berada di kelas XI. saat itu kepala sekolah nya belum di ganti. mungkin ada banyak kontroversi yang disebabkan oleh kepala sekolah yang lama itu, namun disini, hak kami bisa dibilang terpuaskan. kami mendapat hak kami untuk latihan setiap hari sabtu. saat menjelang kejuaraan, kami diperbolehkan menambah jam latihan kami menjadi dua kali seminggu. begitu pula rasanya dengan ekskul yang lain. kami pun bukan asal latihan disini, kami berprestasi, kami menjuarai predikat 'juara umum 2' dari kejuaraan beladiri yang diadakan UPN veteran cinere.
lalu saya naik tingkat ke kelas XII, disini saya masih menyempatkan diri saya untuk ikut berlatih beladiri ini. saat itu kepala sekolah telah diganti dan awet sampai sekarang. dan lagi, kami pun berprestasi kembali, hingga kami menjuarai predikat 'juara umum 1' bulungan cup X yang diadakan oleh sma tetangga kami. ya, kami mengharumkan nama sekolah kami kembali.
namun semakin kesini, saya kok merasa hak kami untuk latihan seperti di pangkas ya? dulu saat ada acara di sma kami, entah pengambilan raport, pertemuan orang tua murid, yang diadakan pada hari sabtu, saat itu kami masih diperbolehkan latihan. namun sekarang? jika ada acara yang memakan hari sabtu, maka kami diliburkan. bahkan untuk acara pertemuan alumni tahun lama pun, yang waktu itu mereka mau bermain basket di lapangan sma kami, kami, yang masih bersekolah, yang masih mempunyai hak kami didalam sekolah pun diliburkan. Anda bertanya masalah prestasi? kami sampai saat ini pun masih berprestasi. Bulungan cup XI ? kami juara umum dua, dengan atltet kami menjadi best player di ajang tersebut. menjelang kejuaraan? kami dipersulit untuk mendapat hak kami untuk menambah jam latihan. buka puasa di dalam sma kami? kami disuruh cepat-cepat pulang (emang kelamaan sih ampe jam 9 malem). kami mengadakan outdoor activities? dipersulit juga. bah!
agak sepihak memang, mungkin banyak faktor dari berkurangnya hak kami. entah pihak sekolah yang ketakutan akan sesuatu hal yang terjadi pada siswa nya, sehingga takut dituntut, sampai mungkin siswa yang sudah mulai menurun prestasi akademik nya. memang benar, saya tidak bisa sepihak berbicara kalo almamater saya memangkas hak saya latihan. tapi setidaknya, ya hak kami jangan dipangkas berlebihan yah. sudah hampir 2 atau 3 kali, ekskul kami mengalami libur yang berlangsung hampir sebulan karena acara2 berentet yang diadakan disama kami pada hari sabtu-nya. sungguh disesalkan. kami siswa berprestasi Bu !
ditulis oleh : bayu pratama
sumber : pengalaman pribadi dan opininya
blog : uyabpratama.blogspot.com