Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

Nikmatnya Rujak di Mbah Rujak Manis, Tepian Sungai Gangga, Paraaman, Situbondo

28 September 2023   10:36 Diperbarui: 28 September 2023   10:49 292 3

Di sebuah sudut kecil Kota Situbondo, tersembunyi legenda kuliner yang tumbuh bersama waktu. Aku memperkenalkan kamu pada Kedai Mbah Rujak Manis, Tepian Sungai Gangga, Paraaman, Situbondo. Sesuai dengan namanya, tempat ini menjajakan rujak buah, yang sering dipanggil "rujak manis" oleh penduduk Situbondo, dan memang, rasanya begitu manis, seperti senyummu yang tak henti membelai pipi.

Untuk beberapa lidah dari Madura, rujak manis ini mungkin terlalu berlebihan. Mereka cenderung lebih menyukai cita rasa asin ketimbang manis. Namun, Kabupaten Situbondo adalah perpaduan harmonis antara budaya Suku Madura dan Suku Jawa. Jadi, walaupun rasa rujak buah ini manis, tetap banyak yang mencintainya.

Kedai Mbah Rujak Manis, Tepian Sungai Gangga, telah kokoh berdiri bertahun-tahun, menjadi saksi bisu bagi setiap cerita yang membelah kota ini.

Mengenai Budaya Makan Rujak Buah di Situbondo
Dalam budaya makan di Situbondo, rujak menjadi lambang kebersamaan. Tidak peduli jenis kelamin atau usia, saat berkumpul dengan para sahabat, pasti akan ada yang berkata, "Eh, bagaimana kalau kita makan rujak?" Dan itulah yang selalu terjadi.


Budaya ini semakin hidup saat musim panen mangga tiba. Situbondo terkenal sebagai penghasil buah mangga terbaik, hampir setiap rumah punya pohon mangga. Inilah alasan pedagang rujak manis selalu punya stok yang berlimpah.

Kalau kamu mencoba membuat rujak manis sendiri, biasanya rasanya lebih cenderung asin. Tapi ketika aku mencoba rujak manis di setiap pedagang di Situbondo, aku selalu merasakan rasa manis yang menggoda. Tidak heran kalau namanya rujak manis.


Rujak Mbah Rujak Manis, Tepian Sungai Gangga, Paraaman, Situbondo, selain nikmat disantap saat siang atau sore, juga melimpah dengan buah-buahan, disajikan dalam piring kecil yang menampung kelezatan itu.

Saat aku menikmati rujak Mbah Rujak Manis, Tepian Sungai Gangga, Paraaman, Situbondo, aku bisa menyaksikan pemandangan pengendara motor yang sibuk lalu lalang dan aliran sungai berwarna cokelat. Meskipun air sungai keruh, tapi tak ada bau tak sedap. Dan jika beruntung, aku bahkan bisa melihat bapak-bapak atau kakek-kakek yang sedang mandi. Betapa uniknya!

Harganya memang standar dan terjangkau, Rp10.000 mungkin terdengar ramah di kantong bagi sebagian orang dengan penghasilan tetap. Namun, bagi yang tinggal di daerah lebih terpencil dan berpenghasilan pas-pasan, harga itu bisa terasa mahal.

Tapi yang membuatnya istimewa adalah pengalaman itu sendiri. Rujak buah yang segar dengan irisan mangga, pepaya, bengkoang, dan timun, ditambah tahu goreng, menciptakan paduan rasa yang tak terlupakan. Terlebih lagi, bumbu rujak yang kadang jatuh ke dasar piring, selalu dinanti oleh para pencinta rujak yang ingin menambahkan sentuhan ekstra pada hidangan mereka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun