Kulihat di bawah meja ada anak kucing yang naudzubillah min dzalik dalam keadaan mengenaskan banget sebagian bulu dan kulitnya mengelupas ntah siapa yang tega menyiksanya dengan menyiram air panas sehingga menimbulkan koreng yang cukup membuat isi perutku menggeliat mau keluar, dan matanya itu yang penuh dengan kotoran melengkapi kejelekannya. Kucing itu menatapku dengan sendu dan sudah mengambil ancang-ancang untuk menjauhi seperti sudah trauma bila bertemu dengan manusia . Ia lari menghampiri terra keponakanku yang berusia 10 tahun dan mereka seperti kelihatan sudah akrab, aneh padahal kata kakakku baru kemaren kucing itu di adopsi.
"Apa sih yang menarik dari kucing ini ter sampe kamu mau mengambilnya, gak lihat apa gimana keadaannya nanti kamu ketularan koreng dan jeleknya lho mending kamu cari kucing yang lebih sehat, dan lucu, kalo kamu mau ntar tante bantu cariin deh", bujukku sama keponakan perempuanku yang agak bandel ini.
"Ngga mau ah tante, sebenarnya kucing ini bagus lho tante matanya itu punya cahaya tersendiri cuma keadaannya aja orang ga bisa menangkap kelebihan dia" tangkis terra dengan puitis.
"Nanti dech kalo dia dah sembuh dr korengnya ini, tante bisa lihat apa kelebihannya, mending tante bantu terra aja merayu ibu supaya terra bisa merawat kucing ini, ya tante ya...pleaze..." rengeknya.
"Oke dengan perjanjian kamu harus betul-betul merawatnya dengan baik tanpa merepotkan ibumu ya dan tentunya ngga sampe mengganggu belajarmu" akhirnya aku mengalah dengan keponakanku yang pinter buat alasan ini.
Apa boleh buat akhirnya aku yang ngomong sama kakakku untuk mengizinkan si terra merawat penemuannya itu, dan kakakku juga ga bisa berbuat banyak terhadap ulah anaknya.
Hari ini aku berkunjung lagi ke rumah kakakku untuk mengantarkan undangan dari kerabatku yang akan mengadakan hajatan. Di depan rumah seekor anak kucing yang gemuk dan menggemaskan sedang bermain benang yang jatuh. Aku yang sebenarnya ga terlalu suka dengan makhluk berbulu itu tapi kali ini aku tertarik untuk memegang bulunya yang halus habis lucu banget sih apalagi dia melompat-lompat seperti mendapati mainan yang mengasyikkan.
"Ah tante kapan datang koq ga ada salamnya" suara terra membuat aku terkejut.
"Astagfirullah.....iya ter, tante lupa, Assalammualaikum...."
"Waalaikumsalam wrwb tante..."
Dalam hatiku tertawa geli, senjata makan tuan nih..selama ini kalo keponakanku berkunjung kalo belom mengucapkan salam mereka kusuruh keluar lagi walau tadinya dah masuk ke rumah sampe dia mengucapkan salam baru diperbolehkan masuk hi...hi.... memang tante yang cerewet ...:D
"Kucing baru nih ter..?"
"Ngga ko te, kucing kemaren yang korengan itu lho tan, sekarang dah sembuh, bulu-bulunya dah lebat dan lucu banget, bener-bener terra rawat seperti apa kata tante kemaren. Teman-teman terra juga rajin main kesini cuma mau berebutan menggendongnya"
"Subhanallah.....beneran ter..? aku hampir tidak percaya dengan omongannya.
"Iya tante....."
"Tan....kenapa sih orang-orang suka begitu, giliran waktu kucing ini jelek dan korengan ngga ada satupun yang mau ngajaknya main atau memeliharanya, tapi sekarang setelah dia jadi bagus dan lucu begini semua orang pada berebutan, huh.....orang mau yang bagusnya aja kalo jelek ditinggalin" celetuknya dengan polos.
Heeeghhh........pernyataan anak kecil ini begitu menonjok ulu hatiku.
Kucing itu hanya perumpamaan saja. Kucing dilambangkan sahabat manusia.
Ada yang cantik, lucu, menggemaskan dan membuat hati kita senang bila bersamanya, kita mencintainya dan dia mencintai kita.
Namun ada juga yang budug, korengan, jelek, dan bahkan menjengkelkan, sampe kita tega menendangnya agar dia menjauh dari kita. Yang kita tangkap dari teman kita yang seperti ini adalah sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, de el el.
Kita tidak tahu bahwa smua BUKANlah karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi ketidakmampuan jiwanya memberikan cinta karena justru ia membutuhkan cinta kita, membutuhkan empati kita, kesabaran dan keberanian kita untuk mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.
Bagaimana kita bisa mengharapkan seseorang yang terluka lutunya untuk merlari bersama kita? atau bagaimana bisa kita mengajaknya berenang jika ia takut air?
Luka di lutut dan ketakutannya terhadap air lah yang mesti kita sembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita. Mereka tidak akan bilang kelemahan mereka itu bagaimanapun mereka manusia yang punya harga diri dan membutuhkan pengakuan akan keberadaan dirinya.
Berikanlah makna di dalam kehidupan anda bukan hanya untuk diri anda sendiri saja melainkan juga untuk membahagiakan sesama manusia di dalam lingkungan kehidupan anda.
Bagikanlah sebagian waktu yang anda miliki untuk seorang kawan. Pasti waktu yang anda berikan tersebut akan berbalik kembali seperti juga satu lingkaran walaupun terkadang kita tidak tahu dari mana dan dari siapa datangnya.