Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Teori pemodelan Bandur.

21 Januari 2025   15:20 Diperbarui: 21 Januari 2025   15:20 15 1
Teori Pemodelan Bandura

A. Teori Belajar Sosial Pemodelan Albert Bandura
Albert Bandura adalah seorang psikolog yang membidangi dua mazhab
sekaligus, yakni kognitivisme dan behaviorisme. Lahir 4 Desember 1925, di
Mundare, sebuah kota kecil bagian selatan Alberta, Kanada. Ia memperoleh gelar
sarjana muda di bidang psikologi di University of British of Columbia tahun 1949.
Kemudian dia melanjutkan ke University of Lowa, tempat di mana dia meraih
gelar Ph.D tahun 1952. Pada tahun 1953, Ia mengajar di Standford University. Di
sini kemudian bekerja sama dengan salah seorang anak didiknya, Richard
Walters. Buku pertama hasil kerja sama mereka berjudul Adolescent Aggression
yang diterbitkan tahun 1959. Di University of Stanford itulah dia menjadi sangat
berpengaruh dalam tradisi behavioris dan teori pembelajaran. Hingga pucaknya,
Bandura pernah menjadi presiden APA (American Psicological Association) tahun
1973, serta menerima APA Award atas jasanya dalam Distinguished Scientific
Contributions tahun 1980
Bandura meneliti beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
psikologi, salah satunya ialah kenakalan remaja. Menurutnya, lingkungan
memang membentuk dan perilaku membentuk lingkungan. Oleh Bandura,
konsep ini disebut Determinisme Resiprokal yaitu proses di mana dunia dan
perilaku seseorang saling mempengaruhi. Ia melihat bahwa kepribadian
merupakan hasil dari interaksi tiga hal, yakni lingkungan, perilaku dan proses
psikologi seseorang. Proses psikologis ini berisi kemampuan untuk
menyelaraskan berbagai citra (images) dalam pikiran dan Bahasa.
Kajian asumsi penting lain yang perlu dibahas dalam teori belajar sosial
Albert Bandura adalah determinisme timbal balik (reciprocal determinism).
Menurut pandangan ini, pada tingkatan yang paling sederhana masukan indrawi
(sensory input) tidak serta merta menghasilkan perilaku yang terlepas dari
pengaruh sumbangan manusia secara sadar. Sistem ini menyatakan bahwa
tindakan manusia adalah hasil dari interaksi tiga variabel, lingkungan, perilaku
dan kepribadian.

Dengan ini pembelajaran bukanlah merupakan proses sederhana di
mana individu menerima sesuatu ajaran dan kemudian meniru perilakunya, tetapi
merupakan langkah yang jauh lebih kompleks di mana individu mendekati
perilaku apa yg telah diajarkan  melalui internalisasi atas gambaran yang ditampilkan oleh sipengajar, kemudian diikuti dengan upaya menyesuaikan gambaran itu.
Kemudian dalam teorinya, Albert Bandura menekankan dua hal penting
yang dianggapnya sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia, yaitu:
pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal dengan teori
pembelajaran sosial (social learning theory) dan regulasi diri (personality
psichology). Beberapa tahapan yang terjadi dalam proses modeling adalah: atensi
(perhatian), retensi (ingatan), reproduksi dan motivasi.6
Menurut Bandura ada lima bentuk kemungkinan hasil dari modeling,
yaitu:
1.mengarakan perhatian.kita bukan hanya belajar tentang berbagai tindakan,namun juga melihat sapa objek yg terlibat dalam tindakan-tndakan tesebut
2.Menyempurnakan perilaku yg suda d pelajar.
3.Memperkuat atau memperlemah ambatan.modelingperilakunya dapat diperkuat atau diperlemah tergantung konsekuensi yang dialami
4.Mengajarkan perilaku baru (melakukan hal-hal baru),maka terjadinya efek pemodelan.
5.Membangkitkan emosi.melalu modeling,orang dapat mengembangkan reaksi emosional terhadap situasi yang pernah dialam secaaara pribadi.
Menurut Neil J. Salkind bahwa; Asumsi awal sudut pandang teori Bandura dalam teor pembelajaran sosial antara lain:
1. Pembelajaran pada hakikatnya berlangsung melalui proses peniruan (imitaton)
2.individu dipahami sebagai pihak yang memainkan peran aktif dalam menentukan perilaku mana yg hendak ia tiru dan frekuensi serta intensitas mana yg hendak ia jalankan.
3.imitation atau modeling ialah jenis pembelajaran perilaku tertentu yg dilakukan tanpa harus melalui pengalaman langsung.
4.Mediasi internal sangat penting dalam pembelajaran,karna saat adanya masukan indrawi yg menjadi dasar pembelajaran dan perilaku di hasiilkan,terdapat oprasi internal yang mempengaruhi hasil akhir.
Dengan demikian inti dari pembelajaran modeling menurut Neil J. Salkind adalah sebagai berikut:

1.Mencakup penambahan dan pencarian perilaku yang diamati,
untuk kemudian melakukan generalisasi dari satu pengamatan ke
pengamatan lain.
2.Modeling melibatkan proses-proses kognitif, jadi tidak hanya
meniru. Tetapi menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain
dengan representasi informasi secara simbolis dan menyimpannya
untuk digunakan di masa depan.
3.Karakteristik modeling sangat penting. Manusia lebih menyukai
model yang statusnya lebih tinggi daripada sebaliknya, pribadi yang
berkompeten daripada yang tidak kompeten dan pribadi yang kuat
daripada yang lemah. Artinya konsekuensi dari perilaku yang
dimodelkan dapat memberikan efek bagi pengamatnya.
4.Manusia bertindak berdasarkan kesadaran tertentu mengenai apa
yang bisa ditiru dan apa yang tidak bisa. Tentunya manusia
mengantisipasi hasil tertentu dari modeling yang secara potensial
bermanfaat.
Regulasi diri atau kemampuan mengontrol perilaku sendiri ialah
salah satu dari sekian penggerak utama kepribadian manusia. Selanjutnya,
menurut Bandura bahwa: tiga tahapan yang terjadi dalam proses regulasi
diri yaitu:

1. Pengamatan diri, yakni melihat diri sendiri beserta perilakunya serta
terus mengawasi.
2. Penilaian, yakni membandingkan apa yang dilihat pada diri dan
perilaku dengan standar ukuran tertentu.
3.Respons diri, yakni proses memberi imbalan pada diri sendiri
setelah berhasil melakukan penilaian sebagai respons terhadap diri sendiri.
Selanjutnya menurut Bandura bahwa; mereka yang memiliki konsep diri yang buruk, memberikan saran untuk memperbaikinya,yakni dengan cara: pengamatan diri, memperhatikan standar ukuran dan
memperhatikan respon diri
Kemudian menurut Agus Rianto bahwa teori belajar sosial (Social Learning Theory) dari Bandura didasarkan pada tiga konsep berikut.
1. Reciprocal determinism
Pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal balik secara terus menerus, antara kognitif, tingkah laku,
dan lingkungan.
2. Beyond reinforcement
Pendekatan memandang bahwa jika setiap unit respon sosial yang kompleks harus dipilih untuk dibangun kembali satu per satu, maka bisa jadi orang tersebut malah tidak belajar apa pun. Menurutnya
reinforcement penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus menerus atau tidak, namun hal ini bukanlah satu-satunya
pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya, belajar
melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat berarti tingkah lakunya ditentukan oleh antisipasi konsekuensi.
3. Self regulation
Pendekatan yang menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku
dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, dan mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri. Dalam praktiknya,
teori belajar tradisional sering kali terhalang oleh ketidak senangan atau ketidak mampuan seseorang dalam menjelaskan proses kognitif
Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomaris atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul
sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Teori belajar sosial dari Albert Bandura ini merupakan gabungan dari teori belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi
kognitif yang berpinsip pada modifikasi perilaku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun