[caption id="attachment_278401" align="aligncenter" width="483" caption="ukiran pak topo senenan jepara"][/caption] Tulisan ini saya ambil dari curhatan seseorang yang berasal dari daerah kecil di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, yang mana beliau ini adalah seorang seniman ukir, putra daerah yang berniat mengembangkan dan memajukan salah satu kekayaan budaya Indonesia, yakni seni ukir. Ukiran memang identik dengan kota Jepara, di kota inilah para pengrajin ukiran menggantungkan hidupnya dari hasil pahatan pada sebilah papan kayu. Kayu-kayu tersebut sedikit demi sedikit dipahat menggunakan palu kayu (ganden-jawa) dan pahat (tatah-jawa). Ukiran yang sekarang menjadi barang langka dan terlihat aneh meskipun yang memandang adalah penduduk daerah Jepara sendiri. Kenapa? Karena begitu sedikitnya para penerus yang mempelajari ukiran relief jepara. Relief merupakan suatu bentuk seni rupa, atau menurut wikipedia Indonesia,
Reliefadalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Tetapi di Jepara Relief dibuat dari kayu, bisa dari kayu jati, kayu mahoni, kayu sono, kayu meh, atau kayu yang lain. Kayu-kayu tersebut kemudian diukir sedemikian rupa sehingga membentuk suatu ornamen yang nantinya bisa menjadi barang seni yang bernilai tinggi. [caption id="attachment_278405" align="aligncenter" width="620" caption="Sutopo pengrajin ukiran relief"][/caption] Apakah diantara pembaca ada yang mengenal sosok orang yang mengukir dalam foto ini? Mungkin sebagian besar pembaca tidak ada yang mengenal sosok dalam foto tersebut, tapi bagi warga desa Senenan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, atau lebih tepatnya warga Gang Sentra Ukir Kerajinan Relief, sosok dalam foto di atas tidaklah asing. Ya, beliau adalah Bapak Sutopo, salah satu warga Rt 01 Rw 01 Desa Senenan ini merupakan salah satu pengukir relief yang sampai sekarang masih menggeluti produksi ukiran relief. 50 tahun yang lalu beliau lahir dan besar di tengah-tengah kehidupan para seniman ukir relief. Sifatnya yang pantang menyerah dan selalu ingin belajar menjadikan Bapak Sutopo tidak bosan bekerja dibidang ukir relief. Jasa-jasa beliau dalam kemajuan seni ukir relief tidak diragukan lagi. Sejak masih berumur 10 tahun, beliau bergelut di bidang pekerjaan seni ukir. Sudah tidak terhitung lagi karya-karya beliau yang terjual dan dimiliki oleh penikmat seni ukir, baik pembeli dari dalam negri maupun dari luar negri. Menurut pengamatan penulis, Bapak Sutopo ini pernah diwawancarai dan di foto oleh wartawan dari Kompas. bahkan artikel dengan foto beliau pernah ditayangkan di
kompas.com, ini link nya
http://regional.kompas.com/read/2012/07/13/06201271/Kerajinan.Ukir.Jepara.Maju.Sekaligus.Mundur. Bapak Sutopo telah mengukir selama kurang lebih 40 tahun, dan tidak tahu sampai kapan beliau akan mengakhirinya. Kecintaan beliau akan ukiran relief, dituangkan dalam karya-karya ukiran 3 dimensi. Relief merupakan salah satu ukiran dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi, hanya orang-orang dengan jiwa seni tinggi yang mampu membuatnya. Sampai sekarang Bapak Sutopo dibantu beberapa tetangga sekitarnya masih memproduksi ukiran relief di rumah mungilnya. Rumah yang sekaligus dijadikan showroom ukiran ini hanya berjarak 200 meter masuk gang dari Gapura Sentra Ukir Kerajinan Relief yang berdiri di depan RSUD. RA. Kartini Jepara.
KEMBALI KE ARTIKEL