"Jangan berdiri saja, ayo tangkap Saras! Bloon boys!".
"Siap tante!" jawab mereka hampir bersamaan.
"Eh, bantuin nyokap aku gampar ya!" Teriak Saras mengancam mereka.
Brika dan Dindo, menghentikan langkah mereka.
"Jangan takut, kalian mau Pie gratis atau tidak! Satu minggu full!" Teriak Mama Saras memberikan sebuah penawaran yang tidak mampu mereka tolak.
"Ciaaat, siap tante!"
Dindo dan Brika menyergap Saras yang sedang berlindung di belakang patung Garuda Wisnu versi modern itu.
"Sialan kaliaan!" Saras memeluk patung itu untuk bertahan dari segapan kedua pemuda pengemarnya itu.
Melihat hal ini Mama Saras mendekat dan menangkap anaknya yang sedang nemplok di patung itu.
"Nih terimalah!" Mama Saras menjewer Saras dan tersenyum puas.
"Sekarang kalian bole jalan-jalan" ucap Mama Cantik itu ceria sambil berlalu ke pintu menuju rumah.
"Mamaaa!" Saras bergegas kedepan dengan penuh emosi, sambil menatap mamanya dengan kesal.
Dindo dan Brika merasa serba salah dan mereka langsung mengikuti Saras bak budak belian dungu.
Saras masuk duluan kedalam mobil yang tidak terkunci itu. Ia duduk sendiri, masih marah sekali ia.
Dindo dan Brika berusaha menenangkan gadis itu dengan lawakan-lawakan super lucu.
"Bola bola apa yang bulet tapi totol?" Tanya Brika dengan paras lugu pada Saras untuk membuat gadis itu melupakan kesedihannya.
Saras yang memang pada dasarnya selalu ceria, dengan mudah kembali menjadi riang.
"Bola Kaki pe aaa!" Jawab Saras lucu.
"Hahahaha!" Dindo tertawa garing.
"Nah gitu dong jangan marah lagi ya manis" ucap Brika.
"Din, jangan langsung ke danau, aku masih kesel, kita liat bintang dulu di Bukit Surgawi ya?"
"Iya, tapi 20 menit saja waktu kita Sar, aku ga mau telat nonton konser".
"Iya aku janji".
Mereka berkendara ke Bukit Surgawi dalam keceriaan yang telah menetap, untuk hadir tenang di malam yang asik itu.
(bersambung)