Hujan kecil membasahi taman asri halaman sebuah rumah sakit pagi itu. Dedaunan tampak ikut bergoyang seirama dengan jatuhnya rintik hujan. Seorang gadis berseragam putih abu-abu berjalan di koridor menatap kosong ke depan. Tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Ia berhenti di depan sebuah pintu berwarna putih sejenak seperti sedang memutuskan untuk tetap melanjutkan niatnya atau tidak, lalu mengalihkan pandangannya ke papan bertuliskan nama seorang psikolog. Untuk membulatkan niatnya, ia menutup mata dan menghela nafas panjang.